kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Pemerintah didesak segera bahas RUU Masyarakat Adat


Rabu, 20 November 2019 / 22:10 WIB
Pemerintah didesak segera bahas RUU Masyarakat Adat
ILUSTRASI. Foto udara Kawasan Terpadu Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba Jambi di Lubuk Jering, Air Hitam, Sarolangun, Jambi, Rabu (17/4/2019). Pembangunan kawasan terpadu di desa penyangga Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) yang dihuni 57 kepala keluarga (KK


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mendesak pemerintah segera membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat.

Pasalnya, selama ini masyarakat adat masih mengalami berbagai diskriminasi dan kekerasan karena pemerintah membuka investasi seluas-luasnya bagi investor.

Baca Juga: Pembahasan RUU Pertanahan, Presiden Jokowi: Tidak usah tergesa-gesa

Sekjend AMAN Rukka Sombolingi mengatakan mandegnya penetapan dan pengesahan RUU Masyarakat Adat periode 2014-2019 merupakan akibat ketidakmampuan pihak eksekutif untuk menyediakan Daftar Invetaris Masalah (DIM). 

“Pembahasan lebih lanjut hanya dimungkinkan jika pihak Pemerintah menyediakan DIM, yang merupakan kewajiban dan syarat utama.” kata Rukka, Rabu (20/11). 

Rukka juga menegaskan soal tidak sinergisnya niat politik (political will) Presiden dan implementasi di level Kementerian. “Presiden telah menerbitkan SUPRES terkait hal tersebut, namun tidak ditindaklanjuti oleh Kementerian-kementerian terkait. Bagi kami, hal ini jelas menunjukkan bahwa para Menteri melakukan pembangkangan politik terhadap keputusan President,” tambah Rukka.

Baca Juga: Pemerintah masih belum kompak soal RUU Pertanahan

Menurut Deputi II Pengurus Besar AMAN, Erasmus Cahyadi, Masyarakat Adat masih mengalami berbagai diskriminasi dan kekerasan yang disebabkan karena peraturan perundang-undangan membuka ruang yang luas pada investasi.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×