kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.684   -18,00   -0,11%
  • IDX 8.514   5,64   0,07%
  • KOMPAS100 1.175   1,64   0,14%
  • LQ45 846   -0,05   -0,01%
  • ISSI 301   0,20   0,07%
  • IDX30 437   1,11   0,26%
  • IDXHIDIV20 504   0,23   0,05%
  • IDX80 132   0,08   0,06%
  • IDXV30 138   0,11   0,08%
  • IDXQ30 139   0,15   0,11%

Indeks Manufaktur November Naik ke 53,3 Didorong Pemulihan Ekonomi Domestik


Senin, 01 Desember 2025 / 09:50 WIB
Indeks Manufaktur November Naik ke 53,3 Didorong Pemulihan Ekonomi Domestik
ILUSTRASI. PMI Manufaktur Indonesia naik signifikan di November 2025 menjadi 53,3, didorong pesanan domestik dan produksi.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Aktivitas manufaktur Indonesia terus menunjukkan perbaikan seiring Purchasing Managers’ Index (PMI) yang bertahan di zona ekspansi selama empat bulan berturut-turut hingga November 2025.

Berdasarkan laporan S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia pada November tercatat di level 53,3, naik dari 51,2 pada Oktober. Peningkatan ini menunjukkan tren pemulihan setelah sempat melandai ke 50,4 pada September.

Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia pada November ditopang oleh meningkatnya volume produksi dan lonjakan pesanan baru yang merupakan tercepat sejak Agustus 2023. 

Baca Juga: Pemerintah Klaim Kinerja Manufaktur Mulai Pulih dan Ekspansi Menuju Akhir Tahun 2025

S&P Global mencatat permintaan terutama ditopang pasar domestik, sementara pesanan ekspor terus merosot dan mencatat penurunan terdalam dalam 14 bulan. Pesanan baru menjadi pendorong utama ekspansi manufaktur, seiring bertambahnya jumlah pelanggan dan kuatnya permintaan dalam negeri.

Permintaan secara umum yang membaik juga mendorong kenaikan pada sejumlah indikator utama, mulai dari peningkatan tenaga kerja, bertambahnya tumpukan pekerjaan, hingga meningkatnya aktivitas pembelian bahan baku. 

Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti, menilai hasil survei November menunjukkan momentum positif sektor manufaktur.

"Perekonomian domestik menjadi pendorong utama permintaan menjelang akhir tahun 2025, karena perusahaan mencatat penurunan pesanan ekspor baru yang lebih tajam," ungkapnya dikutip Senin (1/12/2025).

Baca Juga: Ekonom Indef Perkirakan PMI Manufaktur Bertahan di Zona Ekspansi Hingga Akhir 2025

Ia menambahkan, perusahaan merespons beban kerja yang meningkat dengan menambah pembelian bahan baku dan tenaga kerja, disertai kenaikan tumpukan pekerjaan yang menjadi yang paling tajam sejak September 2021. 

Aktivitas pembelian bahan baku juga tetap solid. Perusahaan berupaya menjaga kecukupan stok input produksi sehingga persediaan bahan baku meningkat dan terkuat dalam delapan bulan.

Namun, sisi pasokan mulai tertekan karena waktu tunggu pengiriman bahan baku kembali meningkat dua kali berturut-turut, dipicu keterlambatan pengiriman dan cuaca buruk. Bahkan, keterlambatan pengiriman merupakan yang paling tajam sejak Oktober 2021. 

Dari sisi harga, tekanan inflasi input kian menguat. Inflasi harga bahan baku tercatat yang tertinggi sejak Februari. Kondisi ini membuat produsen menaikkan harga jual pabrik pada tingkat tercepat sejak April 2024, seiring upaya perusahaan mengalihkan kenaikan biaya produksi kepada pelanggan.

“Tekanan harga semakin intens menjelang akhir tahun. Inflasi biaya merupakan yang paling tinggi dalam sembilan bulan di tengah peningkatan harga bahan baku dan fluktuasi nilai tukar. Kenaikan biaya sebagian dibebankan kepada klien, inflasi biaya mencapai titik tertinggi dalam 19 bulan,” jelasnya.

Meski begitu, indeks ekspektasi bisnis untuk satu tahun mendatang tercatat melemah dibandingkan Oktober, bahkan berada pada posisi terendah dalam empat bulan. Namun pelaku manufaktur tetap optimistis produksi akan terus meningkat.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Oktober 2025 Naik ke 51,2, Didorong Permintaan Domestik

Menghadapi tahun 2026, pelaku industri di tingkat produsen tetap menunjukkan optimisme, meski tingkat keyakinan tersebut menurun dibandingkan Oktober dan tergolong paling lemah sejak survei dimulai pada April 2012. 

Optimisme tersebut didukung oleh harapan permintaan akan terus menguat, disertai meningkatnya daya beli pelanggan. 

Selanjutnya: Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh

Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamart Gantung Periode 1-2 Desember 2025, Cek Sebelum Berakhir!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×