kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,44   0,99%
  • KOMPAS100 1.055   14,32   1,38%
  • LQ45 829   11,91   1,46%
  • ISSI 214   1,24   0,58%
  • IDX30 423   6,73   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,74   1,54%
  • IDX80 120   1,64   1,38%
  • IDXV30 125   0,95   0,76%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Pemerintah Batal Tarik Utang Rp 255,2 Triliun pada 2022


Rabu, 04 Januari 2023 / 10:51 WIB
Pemerintah Batal Tarik Utang Rp 255,2 Triliun pada 2022
ILUSTRASI. Pemerintah berhasil mengurangi penerbitan utang sebesar Rp 255,2 triliun sepanjang tahun 2022./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/02/2021.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berhasil mengurangi penerbitan utang sebesar Rp 255,2 triliun sepanjang tahun 2022. Ini karena pemerintah tidak menerbitkan sisa surat utang, sebesar yang sebelumnya sudah direncanakan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi pembiayaan utang sepanjang 2022 hanya sebesar Rp 688,5 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 73% dari target target pembiayaan utang dalam Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022 yang sebesar Rp 943,7 triliun. Pembiayaan utang ini juga turun 20,9% jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 870,5 triliun.

“Artinya defisit kita jauh lebih kecil sehingga kita tidak perlu menerbitkan surat utang sebesar yang tadinya direncanakan di awal. Di Perpres disebutkan Rp 943,7 triliun dan realisasinya di Rp 688,5 triliun atau hanya 73%,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (3/1).

Baca Juga: Pemerintah Serap Dana Rp 19,20 Triliun dalam Lelang SUN Selasa (3/1)

Dia memerinci, realisasi pembiayaan utang tersebut berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang nilainya mencapai Rp 658,8 triliun, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan rencana awal sebesar Rp 961,4 triliun pada Perpres No. 98/2022.

Kemudian, pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman sebesar Rp 29,7 triliun sepanjang 2022.

“Dilihat dari pembiayaan ini, kita dalam situasi yang jauh lebih sehat dan terkendali dari pembiayaan utang dan penerbitan surat utang yang jauh lebih rendah untuk menstabilkan dan menyehatkan APBN,” jelasnya.

Sri Mulyani menjelaskan, pengurangan penerbitan itu terjadi karena pemerintah dan Bank Indonesia (BI) melakukan Burden Sharing dalam skema Surat Keputusan Bersama (SKB). Akan tetapi, kerja sama pemerintah dengan BI tersebut sudah berakhir tahun lalu.

Sepanjang 2022, pembelian SBN oleh BI berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) I mencapai Rp 49,1 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas pembelian Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 25,2 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 23,9 triliun.

Baca Juga: Ini Beberapa Tantangan Perekonomian Indonesia di 2023

Melalui SKB III, BI juga telah membeli SBN sebesar Rp 224 triliun melalui private placement, yang terdiri atas pembelian SUN sebesar Rp 207,4 triliun dan SBSN sebesar Rp 16,6 triliun.

Selain itu, pemerintah juga melakukan penghematan guna mempertimbangkan kebutuhan kas pada tahun ini. Pun melakukan penyesuaian target pembiayaan utang, mengoptimalisasi penerbitan SBN ritel, dan melakukan fleksibelitas pinjaman program menjadi strategi pembiayaan utang dalam mengantisipasi volatilitas pasar keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×