kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akui ekonomi melemah


Rabu, 26 Juli 2017 / 20:20 WIB
Pemerintah akui ekonomi melemah


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui adanya sinyal pelemahan perekonomian. Menyusul lesunya angka pertumbuhan ritel.  

Untuk itu, pemerintah kini tengah menyiapkan lagi perbaikan paket deregulasi untuk investasi. Tujuannya demi menarik lebih banyak lagi investasi yang masuk ke dalam negeri.

Selanjutnya, pemerintah akan lebih gencar mengaktifkan sejumlah skema pembiayaan infrastruktur dengan peran serta swasta.

Yang terakhir, untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, pemerintah akan terus memperbaiki ekspor -impor. Menurutnya jika aktivitas perdagangan membaik, konsumsi masyarakat bisa membaik.

"Yang penting itu pokok permasalahannya diselesaikan. Ekonomi bisa berjalan bukan dengan didorong satu per satu," kata Darmin, Rabu (26/7).

Setidaknya ada empat sumber pertumbuhan ekonomi yakni, konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, dan belanja produktif."Konsumsi rumah tangga dijaga di kisaran 5,4 %, hal ini dilakukan melalui kesempatan kerja, menjaga inflasi yang lebih rendah, dan dukungan belanja sosial," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu.

Sementara itu, nilai investasi diproyeksikan tumbuh 8 % pada tahun depan sejalan dengan keberlanjutan belanja infrastruktur pemerintah. Pemerintah, kata Sri Mulyani, juga terus mengoptimalisasikan sumber pembiayaan investasi di luar APBN.

Asal tahu saja, beberapa indikator ekonomi bisa menjadi sinyal lesunya perekonomian di tanah air. Di antaranya angka kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka kemiskinan yang meningkat dari 27,6 juta pada September 2016, menjadi 27,7 juta pada Maret 2017.

Tak hanya itu, pertumbuhan belanja selama Lebaran 2017 pada penjualan 75 produk yang paling dibutuhkan masyarakat hanya naik 3%.Hal ini seakan berbanding lurus dengan upah buruh riil yang juga menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×