kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangunan wilayah perbatasan tak semua prioritas


Rabu, 26 Februari 2014 / 13:46 WIB
Pembangunan wilayah perbatasan tak semua prioritas
ILUSTRASI. Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo (tengah) dikawal petugas menuju kendaraan taktis saat proses pelimpahan berkas perkara tahap dua di Gedung Kejaksaan Agung,


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah membantah jika pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan disebut tidak menjadi prioritas pembangunan. Pemerintah berdalih, panjangnya wilayah perbatasan yang harus ditangani membuat pembangunan seolah tidak merata.

"Begitu panjang wilayah perbatasan sehingga perlu ada prioritas. Prioritas itulah yang salah satunya dibahas di dalam raker ini," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja VI Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Tahun 2014 di Jakarta, Rabu (26/2).

Djoko mengatakan, dari 187 kecamatan di kawasan perbatasan, sebanyak 119 kecamatan diantaranya diprioritaskan pemerintah untuk dibangun pada tahun ini. Nantinya, jika evaluasi pembangunan menunjukkan hasil positif, maka tidak menutup kemungkinan jumlah kecamatan yang akan dibangun pada tahun mendatang bertambah.

Dalam pembangunan tersebut, katanya, pemerintah daerah perlu menginventarisir semua masalah yang ada. Semua masalah tersebut nantinya dikelompokkan untuk dilihat mana yang menjadi skala prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu.

Djoko menambahkan, pembangunan di kawasan perbatasan menjadi salah satu perhatian pemerintah pusat karena menjadi penghubung dengan negara lain.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, ada sejumlah persoalan dalam pembangunan kawasan perbatasan, yaitu belum optimalnya pengelolaan sumber daya lokal, minimnya infrastruktur pendukung seperti transportasi, energi, maupun telekomunikasi.

Kemudian, penanggulangan persoalan kemiskinan yang masih bersifat parsial serta minimnya penguatan pelaku usaha lokal. "Terakhir, minimnya pengembangan kelembagaan permodalan," katanya.

Dari segi anggaran, menurut Gamawan, pemerintah sudah cukup optimal dalam mengalokasikan dana untuk pembangunan di kawasan perbatasan. Anggaran itu selalu meningkat setiap tahunnya. Pada 201, anggaran pembangunan sebesar Rp 2,2 triliun.

"Tahun ini, anggaran pembangunan itu mencapai Rp 16,9 triliun. Jadi naik cukup signifikan," katanya.

Ia menambahkan, dengan bertambahnya anggaran, diharapkan laju pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dari 6,16% menjadi 7,1%. Selain itu, pemerintah juga berharap agar presentase penduduk miskin dapat ditekan dari 18,31% menjadi 14,2%.

"Sedangkan indeks pembangunan manusia diharapkan dapat meningkat dari 67,48% menjadi 72,2%," kata Gamawan. (Dani Prabowo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×