kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembahasan klaster ketenagakerjaan untuk omnibus law belum menemukan titik terang


Jumat, 20 Desember 2019 / 20:40 WIB
Pembahasan klaster ketenagakerjaan untuk omnibus law belum menemukan titik terang
ILUSTRASI. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri acara penghargaan bagi penyalur, penjamin, Kanwil Ditjen Perbendaharaan, dan Pemerintah Daerah dengan kinerja terbaik dalam rangka penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang 2019 di


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Airlangga mengungkapkan, sejumlah pokok klaster ketenagakerjaan telah dibahas. Antara lain terkait kebijakan  easy hiring easy firing, kebijakan terkait tenaga kerja asing (TKA), perizinan tenaga kerja ekspatriat, fleksibilitas definisi jam kerja, serta basis pengupahan untuk usaha mikro dan kecil. 

“Bagaimana tenaga kerja ekspatriat bisa masuk tanpa birokrasi panjang, juga soal perbedaan fasilitas UMK terkait hak-hak pekerja berdasarkan kesepakatan, serta terkait jenis pengupahan dimungkinkan untuk berbasis penghitungan jam kerja atau hari kerja. Jadi ada fleksibilitas lebih,” tutur Airlangga.

Baca Juga: Tahun depan, Schroder menargetkan dana kelolaan dapat tumbuh hingga 8%

Salah satu harapan Airlangga terkait ketenagakerjaan melalui omnibus law ini di antaranya menyediakan fleksibilitas bagi perusahaan start-up untuk melakukan  outsourcing tenaga kerja. Menurutnya, banyak startup dan perusahaan Unicorn di Indonesia yang melakukan  outsourcing dari mancanegara, terutama Bangalore, India salah satunya. 

“Startup besar kita pun karena keterbatasan tenaga regulasi dan sumber daya, melakukan  outsourcing ke Bangalore. Harapannya outsourcing bisa dipindah ke Indonesia dengan adanya konsep yang lebih fleksibel tadi lewat omnibus law,” sambung Airlangga.

Baca Juga: Restitusi pajak membesar, penerimaan pajak melorot

Kendati begitu, Airlangga masih belum juga memberi gambaran terkait poin-poin regulasi ketenagakerjaan apa saja yang sebenarnya akan diselaraskan dalam Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. 

“Seluruh materi ini akan kami bawakan terlebih dahulu ke bapak presiden. Ini belum bisa kita  disclose secara detail sampai ada persetujuan dengan presiden dan seluruh kabinet,” ujar Airlangga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×