kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

PDB Belum Merata, Hanya Jakarta dan Kaltim yang Berstatus Berpendapatan Tinggi


Rabu, 24 Juli 2024 / 12:50 WIB
PDB Belum Merata, Hanya Jakarta dan Kaltim yang Berstatus Berpendapatan Tinggi
ILUSTRASI. Suasana pembangunan Hotel Kontainer di kawasan Ibukota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jum'at (12/07/2024). KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Indonesia masih belum merata. Dari 38 daerah, hanya Provinsi DKI Jakarta dan Kalimantan Timur yang daerahnya sudah berstatus high income economy atau berpendapatan tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Jakarta sudah lolos dari status middle income economy atau kelas menengah menjadi high income economy  dengan pendapatan per kapita mencapai US$ 21.000 atau sekitar Rp 340,4 juta per tahun. Sedangkan Kalimantan Timur pendapatan per kapita mencapai US$ 14.000 atau Rp 227,1 per tahun.  

“Jadi kalau melihat bagaimana Indonesia lolos middle income economy lihat Jakarta,” tutur Airlangga dalam agenda BI Habibie Memorial Lecture, Selasa (24/7).

Daerah lain yang hampir lolos dari middle income economy adalah Kalimantan Utara dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 13.087, Riau sebesar US$ 10.024 dan Kepulauan Riau mencapai US$ 10.001.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal II-2024 Diproyeksi Melambat

Untuk diketahui, batas bawah negara atau daerah yang masuk dalam kategori high income economy  adalah yang pendapatan per kapitanya mencapai US$ 13.845, dengan ambang batas naik dari sebelumnya US$ 13.205.

Airlangga menyampaikan, untuk menjadi negara maju atau high income economy pada 2045, setidaknya Indonesia harus mengerek pertumbuhan ekonomi sebesar 7% hingga 8%. Sementara itu, Presiden terpilih 2025-2029 Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% pada tahun ketiga dan empat ia menjabat.

“Sehingga ini menjadi tantangan bagi kita semua. Kemudian juga ada tantangan untuk keluar dari middle income economy, ini kita punya tantangan agar pertumbuhan kita dalam rentang 6%-7% kedepan,” ungkapnya.

Baca Juga: Perekonomian Tumbuh Konsisten Kisaran 5%, Menko Airlangga Sebut Indonesia Diposisi 3

Akan tetapi, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 7% atau 8% nampaknya masih cukup sulit. Pasalnya pada 2025 mendatang pemerintah hanya memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% hingga 5,6%.  

Adapun Ia menyampaikan pendapatan per kapita Indonesia per akhir tahun 2023 mencapai US$ 5.000 atau setara Rp 81 juta per tahun. Artinya saat ini Indonesia masuk dalam kategori upper middle income economy.

“Kalau kita lolos middle income economy artinya kita sekarang berpenduduk sekitar 270 juta dengan income sekitar US$ 5000, dan nanti di tahun 2045 kita berharap penduduk kita 320 juta dengan pendapatan per kapita antara US$ 26.000-30.000 ribu, kalau itu kita tercapai maka ekonomi kita adalah Rp 9 triliun,” ungkapnya.

Selanjutnya: Amar Bank Catat Laba Tumbuh 14,99% di Semester I-2024

Menarik Dibaca: Dukung Nasabah Bisnis, Bank Mandiri Gelar Kembali Program Kongsi-Kongsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×