kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Obituari Jakob Oetama: Peletak pilar Kompas Gramedia telah berpulang


Rabu, 09 September 2020 / 18:18 WIB
Obituari Jakob Oetama: Peletak pilar Kompas Gramedia telah berpulang
ILUSTRASI. Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama saat perayaan ulang tahun KONTAN, September 2001.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

Maka dari itu, Jakob Oetama lekat dengan adagium latin yang jika diterjemahkan orang yang keras berprinsip tapi lembut dalam bersikap. 

Rikard mengatakan Jakob selalu berpesan boleh menyampaikan kritik tetapi harus membangun (konstruktif) bukan mengujar kebencian. Sebagai murid Jakob, Rikard selalu mengingat pesan Jakob yakni boleh menulis asalkan tidak ada tendensi menjatuhkan. 

Sedikit melihat ke belakang, Kompas sempat menghadapi jatuh bangun dalam berbisnis. Tepatnya pada 1978, kala itu Kompas sempat dibreidel selama dua minggu sejak tanggal 21 Januari 1978. 

Setelah Kompas melewati masa sulit, Rikard mengatakan Jakob dan Ojong yakin untuk membuat sekoci demi menyelamatkan karyawan yang sudah bekerja di Kompas. 

Baca Juga: Jakob Oetama wafat, Muhammadiyah: Kita kehilangan tokoh pers dan pemikir budaya

Pertimbangan Jakob kala itu, jika hal terburuk yang dibayangkan Ojong benar terjadi yaitu tahun depan Kompas dibredel lagi, mulai saat ini Kompas harus mengembangkan usahanya. Sampai dengan hari ini, keputusan Jakob dan Ojong di masa lalu bisa membawa Kompas Gramedia berkembang menjadi bisnis multi-industri. 

Nilai abadi KG untuk menghadapi perubahan zaman 

Rikard mengatakan setiap zaman ada tantangan dan peluangnya, tentu saja teman-teman yang melakukan pekerjaan sekarang ini tidak bisa diukur dengan pola lama di era sebelumnya. 

"Meskipun ada kebiasaan yang berbeda akibat lingkungan yang berubah, ada nilai abadi yang terus dipertahankan dan terus bisa berkembang mengikuti zaman. Nilai tersebut ada kejujuran dan integritas sebagaimana yang telah ditanamkan pendiri KG sejak awal," kata Rikard. 

Nilai abadi lainnya yang terus bisa langgeng meski zaman berubah adalah nilai humanis dan kerja keras. Hal tersebut diyakini Rikard tetap relevan sampai kapanpun. 

Adapun budaya unggul warisan PK Ojong dan Jakob Oetama yang terus dipupuk dalam lingkungan kerja saat ini diharapkan Rikard bisa  membuat Kompas Gramedia terus langgeng di usianya yang lebih dari setengah abad ini.

Selanjutnya: Ketua MPR akan memimpin serah terima jenazah Jakob Oetama di TMP Kalibata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×