Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia secara tahunan mencapai US$24,61 miliar pada Mei 2025, tumbuh 9,68% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh kenaikan ekspor non-migas yang melonjak 11,86% yoy menjadi US$ 23,50 miliar.
Sementara itu, jika diihat selama periode Januari hingga Mei 2025, total ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 111,98 miliar, naik 6,98% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja ekspor ditopang oleh pertumbuhan ekspor non-migas sebesar 8,22% yoy mencapai US$ 106,06 miliar, sementara ekspor migas turun 11,26% yoy menjadi US$ 5,92 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan bahwa sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama kenaikan ekspor non-migas, dengan kontribusi kenaikan hingga 20,40% dan menyumbang 14,92% terhadap pertumbuhan ekspor secara total.
Baca Juga: Naik, Ekspor Minyak Sawit Indonesia Tembus 2,88 Juta Ton pada Maret 2025
"Jika dilihat menurut sektor, peningkatan nilai ekspor non-migas secara kumulatif terjadi di sektor industri dan pertanian. Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas meningkatnya kinerja ekspor non-migas dalam periode Januari hingga Mei 2025 dengan andil sebesar 12%," ungkap Pudji.
Adapun produk-produk unggulan yang menopang kinerja ekspor ini di antaranya, Minyak kelapa sawit dan turunannya, Logam dasar bukan besi, Kimia dasar organik hasil pertanian, Semikonduktor dan komponen elektronik, serta Mentega lemak dan minyak kakao.
Komoditas ekspor yang mencatat lonjakan signifikan adalah Lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) naik 63,01%, Besi dan baja (HS72) naik 27,58%, Mesin dan perlengkapan elektrik (HS85) naik 45,11%.
Dari sisi negara tujuan, Tiongkok tetap menjadi mitra dagang terbesar dengan nilai ekspor mencapai US$24,25 miliar, tumbuh 8,38% secara tahunan. Diikuti oleh Amerika Serikat (US$12,11 miliar) dan India (US$7,28 miliar).
Baca Juga: Ekspor AC Indonesia Capai US$ 157 Juta, Naik 118,9% di Kuartal-I 2025
Ekspor ke AS didominasi oleh mesin elektrik, alas kaki, dan pakaian, sementara ke India mayoritas berupa bahan bakar mineral, minyak nabati, dan besi baja.
Secara lebih rinci, ekspor besi dan baja naik 11,02%, ekspor CPO dan turunannya naik 27,89%, sementara ekspor batu bara turun 19,10% dalam lima bulan pertama 2025.
Di sisi lain, meski ekspor tumbuh, harga komoditas energi secara global justru menurun baik secara bulanan maupun tahunan, disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah. Sementara itu, harga komoditas pertanian dan logam menunjukkan tren kenaikan.
Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur di negara mitra utama juga mencerminkan dinamika global, seperti AS dan India berada di zona ekspansi, sedangkan Tiongkok dan Jepang masih berada di zona kontraksi.
Baca Juga: Pacu Ekspor ke Pasar Jepang, Kemendag Dorong Kolaborasi Indonesia dengan SMBC Jepang
Selanjutnya: IHSG Berpotensi Lanjutkan Koreksi, Simak Rekomendasi Saham Berikut untuk Kamis (3/7)
Menarik Dibaca: Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News