Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara ASEAN bersama dengan China, Jepang, dan Korea Selatan (ASEAN+3) sepakat untuk memperkuat kerjasama Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) dalam pertemuan virtual Jumat (18/9).
"Penguatan kerjasama ini untuk meningkatkan efektivitas CMIM untuk mendukung ketahanan ekonomi dan keuangan regional," ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resminya.
Adapun langkah-langkah penguatan tersebut antara lain lewat peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari semula 30% menjadi 40%. Asal tahu saja, CMIM IDLP adalah fasilitas CMIM yang diberikan kepada negara ASEAN+3 tanpa harus dikaitkan dengan program IMF.
Selain itu, otoritas fiskal dan moneter ASEAN+3 juga sepakat untuk menambah komponen mata uang lokal negara-negara anggota ASEAN+3 dalam fasilitas CMIM. "Kesepakatan tersebut menandai peringatan 10 tahun kerja sama CMIM sebagai salah satu komponen penting dalam jaring pengaman keuangan global," tambah Onny.
Baca Juga: Profil Laos, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak memiliki laut
Negara-negara yang tergabung dalam forum tersebut juga menggarisbawahi pentingnya peningkatan kerjasama keuangan regional guna memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), serta International Monetary Fund (IMF) yang merupakan mitra ASEAN+3.
Baca Juga: Kisah Lee Kuan Yew, PM yang sukses jadikan Singapura negara termakmur di ASEAN
"Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan terkini, baik regional maupun global, serta rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak dari pandemi Covid-19," tandas Onny.
Sebagai tambahan informasi, CMIM merupakan kerjasama keuangan di antara negara-negara ASEAN+3 dalam bentuk fasilitas dukungan likuiditas bagi negara yang menghadapi masalah likuiditas jangka pendek atau kesulitan neraca pembayaran. Kerja sama CMIM dibentuk pada 2010 dengan nilai komitmen kerja sama sebesar US$ 240 miliar.
Baca Juga: Sejumlah ekonom memprediksi neraca dagang Indonesia pada Agustus 2020 akan surplus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News