Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mobilitas masyarakat yang semakin meningkat diyakini dapat mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2023 tetap bisa menyentuh di atas 5%.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2023 berada pada angka 5,29% year on year (YoY).
Hal ini didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat, menguatnya daya beli sering semakin terkendalinya inflasi, pertumbuhan konsumsi domestik, dan masih ada dampak dari kinerja positif dari neraca perdagangan.
Baca Juga: Pendapatan Naik 5,9% pada Kuartal I, Simak Rekomendasi Saham PWON Berikut Ini
Banjaran bilang, pencabutan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada penghujung 2022 lalu mendorong peningkatan pada sektor terkait mobilitas, seperti transportasi, akomodasi dan makan minum (mamin), serta jasa lainnya.
Ketiga sektor tersebut merupakan pencetak pertumbuhan tertinggi di kuartal IV-2022, yaitu 17% di sektor transportasi, 13,8% di sektor akomodasi dan mamin, serta 11% di sektor jasa lainnya. Menurutnya, ketiga sektor tersebut diperkirakan masih akan menjadi leading sector untuk kuartal I-2023.
"Momentum bulan Ramadan yang jatuh lebih cepat yaitu pada 22 Maret 2023 juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal I," ujar Banjaran kepada Kontan.co.id, Rabu (3/5).
Selama kuartal I-2023, inflasi menunjukkan tren penurunan dari 5,51 pada akhir tahun lalu menjadi 4,97% di Maret 2023.
Baca Juga: Okupansi Hotel di Jakarta Menurun pada Kuartal I 2023
Dampak kenaikan harga BBM subsidi pada September 2022 lalu sudah semakin terserap dan juga didukung dengan tren penurunan harga minyak mentah global yang sudah turun hingga 7% selama 2023.
Kemudian, Banjaran bilang, terdapat momentum panen raya nasional dan impor beras di Maret yang berhasil meredam efek musiman dari kenaikan permintaan menjelang Ramadan. Sebagai hasilnya, daya beli masyarakat meningkat dan mendorong konsumsi.
Begitu juga dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat dari 119,90 pada kuartal IV-2022 menjadi 123,3 pada Maret 2023. Penjualan ritel juga tumbuh dari 0,04% menjadi 4,8%. Penjualan mobil selama kuartal I-2023 pun tumbuh hingga 13,7% mencapai 271.168 unit.
"Berbagai peningkatan tersebut merupakan indikasi pertumbuhan konsumsi domestik, khususnya untuk menyalurkan pent-up demand selama pandemi," katanya.
Di sisi lain, neraca dagang Indonesia tetap berhasil mencetak kinerja positif di tengah berakhirnya windfall profit komoditas dan pelemahan permintaan dari negara tujuan ekspor.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2023 Berpotensi di Bawah 5%, Ini Pemicunya
Banjaran menyebut, surplus neraca dagang selama 2023 mencapai US$ 12,26 miliar atau tumbuh 31,4% YoY meskipun terkontraksi 16,5% QtQ dibandingkan kuartal IV-2022. Adapun ekspor selama kuartal I-2023 tercatat sebesar US$ 67,2 miliar, atau tumbuh 1,6% YoY.
Menurutnya, ada beberapa sektor yang diperkirakan akan melambat pertumbuhannya, yakni industri pertambangan dan penggalian akibat terkoreksinya harga batubara hingga 43,6% selama kuartal I-2023.
Kemudian, industri manufaktur juga diperkirakan akan melambat pertumbuhannya lantaran melemahnya permintaan global khususnya dari negara tujuan yang diprediksi akan mengalami resesi di 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News