Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses pembelian 11 pesawat Sukhoi masih tertahan di Kementerian Perdagangan (Kemdag) karena mekanisme imbal dagang antara Indonesia dan Rusia belum selesai. Indonesia membayar pembelian pesawat Sukhoi dengan uang dan imbal dagang.
"Kalau antara saya dengan pabrik udah selesai. Kan sudah tanda tangan. Kontrak. Yang belum selesai adalah Kementerian Perdagangan. Karena ini kan pakai uang dengan pakai imbal dagang. 50% pakai uang 50% pakai imbal dagang," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (12/6).
"Artinya kita menjual karet, kelapa sawit, itu. Ini yang belum selesai. Kalau saya sih enggak ada masalah. Udah selesai. Tanda tangan kok. Udah salaman. Tinggal nunggu yang kedua aja tuh imbal dagang. Tinggal nunggu pesawatnya aja," lanjut dia.
Saat ditanyai bagaimana perkembangan proses di Kementerian Perdagangan, Ryamizard mengatakan belum mengetahuinya. "Enggak tahu saya, enggak nanya. Kalau pertanyaannya dengan pabrik dan saya mah baik-baik aja. Udah selesai kok, tanda tangan," lanjut dia.
Terkait imbal beli, Indonesia dan Rusia akan membuat kelompok kerja yang mengatur soal mekanisme dan komoditas apa saja yang termasuk dalam kesepakatan. Diketahui, Indonesia membeli 11 Sukhoi Su-35 dari Rusia seharga US$1,14 miliar.
Sementara itu, Indonesia menawarkan sejumlah komoditas kepada Rusia senilai US$ 570 juta. Saat ini, keduanya masih menyusun aturan main kelompok kerja itu. Namun, keduanya terkendala soal komoditas yang disepakati. (Rakhmat Nur Hakim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menhan: Proses Beli 11 Sukhoi Terhambat karena Mekanisme Imbal Dagang dengan Rusia"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News