Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jalannya kesepakatan imbal dagang antara hasil perkebunan Indonesia dengan pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan pihak Rusia tidak berjalan mulus. Pasalnya, masih menemui ketidakcocokan dengan jumlah komoditas dagang.
Jumlah komoditas yang diminta Rusia masih di bawah permintaan Indonesia. "Kendalanya mereka minta 10 komoditas, kita mau 20 komoditas," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu) Kementerian Perdagangan (Kemdag) Oke Nurwan saat konferensi pers, Senin (13/8).
Komoditas tersebut pun diakui oleh Kemdag masih menjadi pertimbangan. Pasalnya beberapa komoditas yang ditawarkan telah diproduksi oleh Rusia.
Oke mencontohkan komoditas baju tentara yang ditawarkan oleh Indonesia. Ia bilang komoditas itu juga diproduksi di Rusia.
Meski demikian, pemerintah dengan Rusia terus mencari titik temu. "Draft dari Rusia sudah disampaikan, counter draft ke Rusia juga sudah disampaikan," terang Oke.
Asal tahu, dalam kesepakatan pembelian 11 pesawat Sukhoi Su-35, Indonesia dan Rusia menggunakan sistem imbal beli.
Dengan skema imbal beli, Rusia diwajibkan membeli komoditas dari Indonesia sebesar 50% dari harga Sukhoi Su-35 tersebut atau senilai US$ 570 juta. Adapun produk yang ingin dibeli oleh Rusia dari Indonesia adalah karet, teh, kopi dan kelapa sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News