Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo telah melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada, Rabu (23/10) lalu. Tapi, pemilihan pendiri Gojek ini menuai berbagai pandangan dalam masyarakat.
Meski berhasil menempatkan Gojek sebagai decacorn Indonesia, Nadiem dipandang tidak memiliki latar belakang di sektor pendidikan. Sehingga, dikhawatirkan ia tidak mengerti duduk soal masalah pendidikan di Indonesia.
Jokowi sendiri yakin Nadiem bisa menggunakan keahlian di bidang teknologi untuk memperbaiki sistem pendidikan di Tanah Air. Lantas, bagaimana tanggapan dan harapan para guru yang benar-benar menjalani praktik mendidik di lapangan?
Baca Juga: Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim mendapat sorotan dari media asing
Dalam acara Temu Pendidik Nusantara (TPN) pada Sabtu (26/10) di Sekolah Cikal, Cilandak, Jakarta, Kompas.com mencoba mengumpulkan berbagai harapan para guru terhadap Nadiem.
1. Banyak mendengar, banyak belajar
“Pendidikan tidak hanya melihat hasilnya, karena banyak masalah pendidikan di Indonesia. Mudah-mudahan dia (Nadiem) banyak mendengar, banyak belajar, tentang masalah-masalah mendasar,” kata Syafi’i (46), guru sekaligus Kepala Sekolah SD YPPSB, Kalimantan Timur.
2. Pemerataan pendidikan
Pendidikan di Indonesia yang belum merata Endah Wulandari (43), pengajar SD YPPSB, Kalimantan Timur, ungkapkan. Menurutnya, kemampuan guru yang masih tidak merata, otomatis memberi dampak pada pendidikan yang diperoleh siswa.
“Jadi harapannya, kalau di Jawa itu begini sekolahnya, di daerah harusnya begitu juga. Ruang kelasnya, tempatnya. Jadi hak belajar yang didapat anak itu sama,” jelas Endah.
Baca Juga: Melepas CEO Gojek, berapa gaji Nadiem Makarim sebagai Mendikbud?
3. Akses dan fasilitas guru luar Jawa
Endah juga tidak bisa menangkis kenyataan bahwa guru di Jawa lebih mudah untuk mendapat akses dan fasilitas. “Guru-guru di daerah memang sangat kesulitan dengan area, dengan jaraknya yang jauh. Saya tidak tahu bagaimana caranya, apakah memang harus ada suatu center knowledge yang dibangun khusus untuk guru?” ungkap dia.