Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengakui industri di dalam negeri tengah mencari negara alternatif yang menyediakan bahan baku untuk industri. Hal ini dikarenakan industri dalam negeri kesulitan mendapatkan bahan baku dari China.
"30% impor untuk bahan baku industri, suka atau tidak suka, memang berasal dari China. Memang sekarang industri harus melakukan aksi korporasi untuk mencari negara alternatif untuk mendapatkan bahan baku agar proses produksi tidak mengalami gangguan," ujar Agus, Rabu (4/3).
Baca Juga: Pasokan bahan baku terganggu karena corona, Kalbe Farma: Harga obat belum naik
Meski sudah mencari negara lain sebagai alternatif, Agus mengatakan, pelaku usaha dari Indonesia pun harus bersaing dengan negara lain untuk memperebutkan bahan baku. Pasalnya, bukan hanya Indonesia yang mengimpor bahan baku dari China.
"Industri dari Indonesia dan negara lain akan mencari alternatif. Alternatifnya juga itu-itu saja, jadi ada rebutan produk yang diimpor sebagai bahan baku. Itu tentu akan menyebabkan peningkatan harga," jelas Agus.
Baca Juga: Pemerintah beri stimulus untuk redam dampak corona, ini yang dibutuhkan pengusaha
Karena itu, Agus mengatakan pemerintah akan membantu industri untuk mendapatkan bahan baku. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan insentif berupa keringanan bea masuk.
Menurut Agung, keringanan bea masuk ini hanya diberikan untuk industri-industri yang mengimpor bahan baku. Sementara, untuk industri yang tidak mengimpor bahan baku tidak akan diberikan keringanan.
Baca Juga: Berhasil menguat hari ini, begini prediksi IHSG untuk besok
"Kalau bisa bea masuknya dinolkan, jauh lebih bagus. Tetapi paling tidak ada keringanan," tambah Agus.
Tak hanya itu, Agus pun mengatakan pihaknya telah meminta Kementerian BUMN dan BI agar memberikan keringanan biaya untuk perusahaan yang membuka Letter of Credit (LC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News