kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Penduduk Miskin Turun 200 Ribu Jiwa, Pengamat: Data Aktual Lebih Banyak


Minggu, 27 Juli 2025 / 21:35 WIB
Penduduk Miskin Turun 200 Ribu Jiwa, Pengamat: Data Aktual Lebih Banyak
ILUSTRASI. Salah satu sudut kawasan kumuh Jakarta Selatan, Selasa (5/3/2024). Berdasarkan penghitungan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, angka kemiskinan nasional masih mencapai 9,36%. Padahal, target rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020-2024 sebesar 6,5-7,5%. Tersisa waktu sekitar 7 bulan untuk mengejar target, sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo berganti rezim baru. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/06/03/2024


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2025 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 23,85 juta orang, atau turun sekitar 200.000 orang dibandingkan dengan kondisi pada September 2024. 

Meski telah mengalami penurunan, Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira meyakini bahwa penduduk miskin yang aktual di lapangan, jauh lebih banyak dari angka kemiskinan pemerintah. 

"Selama ini, terdapat kesenjangan yang mencolok antara data kemiskinan resmi milik pemerintah Indonesia dan data yang dirilis lembaga internasional," katanya pada Kontan.co.id, Minggu (27/7/2025). 

Berdasarkan laporan terbaru World Bank, sekitar 68,2% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan internasional, atau setara dengan 194,4 juta jiwa. 

Menurutnya, angka ini sangat berbeda dengan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat hanya 8,57% atau 24,06 juta orang yang dikategorikan miskin. 

Baca Juga: Angka Kemiskinan Turun Jadi 23,85%, Pemerintah Genjot Lapangan Kerja Baru

"Meski metodologi keduanya berbeda, disparitas sebesar 8 kali lipat ini menunjukkan ada masalah dalam cara kita mendefinisikan kemiskinan," ujarnya. 

Dia mengatakan BPS sudah hampir lima dekade menggunakan pendekatan pengukuran kemiskinan dengan berbasiskan pengeluaran serta item-item yang tidak banyak berubah dan tidak lagi sesuai dengan realitas ekonomi. 

Kondisi ini menurutnya hhal ini menjadi masalah fundamental data kemiskinan yang bisa berdampak pada pengambilan kebijakan pemerintah. 

Dia mencontohkan klaim pemerintah terkait keberhasilan perlindungan sosial, program pertanian, makan bergizi grtais hingga hilirisasi yang dianggap tidak sepenuhnya tercermin dari data BPS. 

"Angka kemiskinan selama menggunakan metode garis kemiskinan yang lama tidak akan menjawab realita di lapangan. Jadi BPS kalau masih keluarkan angka kemiskinan tanpa revisi garis kemiskinan sama saja data nya kurang valid.” kata Bhima.

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyampaikan, penduduk miskin terhadap total populasi atau total penduduk di Indonesia pada Maret 2025 mencapai 8,47%, lebih rendah 0,10% dari posisi September 2024 yang mencapai 8,57%.

Baca Juga: BPS Ungkap Mekanisme Penghitungan Angka Kemiskinan dan Miskin Ekstrem

"Sebagai bahan perbandingan, angka kemiskinan pada September 2022, dibandingkan Maret 2022 mengalami peningkatan 0,14%. Sedangkan 2023 sampai dengan Maret 2025 kemiskinan berangsur mengalami penurunan,” tutur Ateng dalam konferensi pers, Jumat (25/7/2025). 

Adapun bila dilihat lebih rinci, angka kemiskinan pada September 2020 mencapai 27,55 juta orang atau 10,19% dari total populasi. Kemudian angka kemiskinan di Tanah Air berangsur menurun hingga Maret 2025, di antaranya, mencapai 27,54 juta orang atau 10,14% pada Maret 2021, turun menjadi 26,50 juta orang atau 9,71% pada September 2021, turun menjadi 26,16 juta orang atau 9,54% pada Maret 2022. 

Akan tetapi dalam prosesnya, angka kemiskinan meningkat pada September 2022 menjadi 26,36 juta orang atau 9,57%, kemudian turun pada Maret 2023 menjadi 25,90 juta orang atau 9,36%, turun pada Maret 2024 menjadi 25,22 juta orang atau 9,03%, turun pada September 2024 menjadi 24,06 juta orang atau 8,57%, dan turun pada Maret 2025 menjadi 23,85 juta penduduk atau 8,47%.

Baca Juga: BPS Mencatat Angka Kemiskinan di Indonesia Capai 23,85 Juta Orang Pada Maret 2025

Selanjutnya: VIDA Perluas Layanan, Perkuat Proteksi Digital lewat Pusat Anti-Fraud & Magic Scan

Menarik Dibaca: Makna Lagu Terbuang Dalam Waktu dari Barasuara, Soundtrack Film Sore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×