kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mata uang Garuda terkapar, BI sebut rupiah sudah keluar dari fundamentalnya


Rabu, 05 September 2018 / 05:24 WIB
Mata uang Garuda terkapar, BI sebut rupiah sudah keluar dari fundamentalnya
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terkapar. Data Reuters pada Selasa (4/9) pukul 6.12 sore menunjukkan, nilai tukar mata uang Garuda berada di Rp 14.954 per dollar AS. Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) menilai, nilai tukar rupiah yang saat ini merosot sudah keluar dari fundamentalnya. 

“Betul bahwa rupiah ini tergantung juga dengan sentimen pasar, tetapi hitungan fundamentalnya harusnya tidak selemah ini,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung DPR RI, Selasa (4/9).

Menurut Perry, pelemahan nilai tukar rupiah banyak dipengaruhi oleh sentimen negatif baik di luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, misalnya kenaikan Fed Fund Rate, tekanan dari Argentina dan Turki serta isu perang dagang. Sementara dari domestik adalah pembelian valas oleh korporasi untuk impor yang masih besar.

Untuk sentimen yang datangnya dari dalam negeri, Perry mengimbau agar pelaku ekonomi dalam negeri tidak perlu menubruk dollar AS.

“Kami sampaikan ke importir dan korporasi yang butuhkan valas tidak perlu menubruk-nubruk. Kami sudah sediakan swap. Swap Jumat lalu, targetnya US$ 400 juta dan realisasinya US$ 850 juta. Kami juga di BI komitmen stabilkan rupiah dan meningkatkan intensitas intervensi kami,” jelasnya.

Asal tahu saja, untuk mencegah nilai tukar rupiah merosot lebih dalam, BI terus berada di pasar untuk menaikkan volume intervensi baik di pasar valas maupun di pasar SBN.

Perry mengatakan, sejak Kamis (30/8), BI telah masuk ke pasar sekunder SBN.

“Kamis dan Jumat lalu maupun kemarin (Senin 3 September 2018) kami beli SBN. Jumat kami beli SBN Rp 4,1 triliun yang dijual asing. Kemarin (Senin) kami beli dari pasar sekunder Rp 3 triliun,” ujar Perry di Gedung DPR RI, Selasa (4/9).

Dengan demikian, bila dihitung, BI sudah mengeluarkan Rp 7,1 triliun untuk intervensi SBN di pasar sekunder.

Selain itu, Perry mengatakan, dengan fokus jangka pendek bank sentral yang lebih kepada stabilisasi khususnya rupiah, BI juga telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5% sejak awal tahun ini. Hal ini juga merupakan upaya stabilkan nilai tukar.

“Ini agar imbal hasil aset-aset keuangan khususnya SBN tetapi menarik,” ucapnya.

Dengan menaikkan suku bunga acuan, kata Perry, masih terjadi masuknya aliran modal asing pada Juli-Agustus lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×