kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Masuk Daftar Negara PDB dengan Terbesar di Asia, Ekonom: Ini Tugas Berat Indonesia


Minggu, 09 Juli 2023 / 19:50 WIB
Masuk Daftar Negara PDB dengan Terbesar di Asia, Ekonom: Ini Tugas Berat Indonesia
ILUSTRASI. Indonesia masuk menjadi daftar 10 negara yang memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) paling besar di Asia.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masuk menjadi daftar 10 negara yang memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) paling besar di Asia.

Berdasarkan laporan International Monetary Fund (IMF), Indonesia menempati posisi kelima negara yang memiliki PDB paling besar di Asia sebesar US$ 1,3 triliun pada tahun 2022.  Posisi ini mengalahkan Saudi Arabia yang berada di urutan keenam sebesar US$ 1,1 triliun.

Sementara itu, China menempati posisi pertama dengan nilai PDB sebesar US$ 18,1 triliun, disusul Jepang US$ 4,2 triliun, India US$ 3,4 triliun dan Korea Selatan sebesar US$ 1,7 triliun.

Pun di Asia Tenggara, Indonesia menduduki posisi pertama sebagai negara yang memiliki PDB terbesar. Posisi ini mengalahkan Negeri Gajah Putih alias Thailand yang menduduki posisi dengan ekonomi terbesar kedua. Total PDB yang dihasilkan Thailand sepanjang tahun 2022 ini mencapai US$ 536,16 miliar. 

Baca Juga: IMF: Indonesia Jadi Negara dengan PDB Terbesar di ASEAN

Hanya saja, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, meski menjadi PDB terbesar di Asia Tenggara, namun PDB per kapita Indonesia masih relatif jauh tertinggal dengan Malaysia.

"Bahkan Vietnam dan Filipina mulai menyusul Indonesia," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (9/7).

Untuk itu, Bhima bilang, perekonomian Indonesia masih akan menghadapi berbagai tantangan yang harus diselesaikan pemerintah meskipun memiliki PDB terbesar di Asia Tenggara. Misalnya saja masih lebarnya jurang ketimpangan antar penduduk.

Kemudian, Indonesia juga lebih dipersepsikan sebagai pasar yang besar dibandingkan basis produksi. Selain itu, sektor industri manufaktur Indonesia juga menghadapi tren deindustrialisasi prematur dengan porsi terus melemah di bawah 19% dari PDB.

Bhima juga menyampaikan, Indonesia juga perlu keluar dari jebakan ekspor sumber daya alam olahan primer yang bergantung dari naik turunnya harga internasional.

Baca Juga: Ini Kata Analis Soal Desakan IMF Agar Keran Ekspor Bijih Nikel Indonesia Dibuka

Untuk di tahun 2023 ini, dirinya memperkirakan PDB Indonesia akan sebesar US$ 1,43 triliun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5% year on year (YoY). Adapun motor utama perekonomian tersebut berasal dari konsumsi rumah tangga, pemulihan UMKM, serta kembalinya sektor manufaktur ke tingkat ekspansi.

Selain itu, kinerja ekspor masih akan mencetak surplus meski tertekan penurunan permintaan komoditas.

"PDB di tahun 2023 angkanya diperkirakan mencapai US$ 1,57 triliun dengan asumsi pertumbuhan 4,8% YoY," kata Bhima. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×