Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera berpendapat, kurang tepat apabila rencana pemindahan ibu kota negara dilakukan untuk mendorong pemerataan ekonomi. Untuk mendorong pemerataan perekonomian, semestinya pemerintah membangun pusat-pusat industri di daerah.
"Tujuan pemindahan untuk pemerataan kurang tepat, untuk situasi ekonomi, sosial dan politik saat ini. Karena pemerataan pembangunan harusnya membuat pusat-pusat ekonomi dan industri di daerah-daerah, bukannya pindahkan ibu kota," kata Mardani kepada wartawan, Sabtu (17/8).
Baca Juga: Ini kata AHY dan Wishnutama soal tawaran jadi menteri
Mardani juga mengatakan, rencana pemindahan ibu kota harus mempertimbangkan keuangan negara, utang dan beban ekonomi rakyat. Sebab pemindahan ibu kota akan membutuhkan dana yang besar.
"Perlu juga melihat keuangan negara, utang, pengangguran, kemiskinan, beban ekonomi rakyat dan masalah-masalah lainnya. Pemindahan ibu kota di kabupaten saja butuh dana banyak, apalagi ibu kota negara," ujar dia.
Dampaknya yang luas tersebut menyebabkan rencana pemindahan ibu kota negara dari Pulau Jawa juga membutuhkan kajian yang matang. "Sehingga memerlukan kajian yang matang, cermat dan holistik. Kesiapan dana, infrastruktur, SDM, regulasi, ekonomi, politik," lanjut dia.
Baca Juga: Prabowo sebut pemindahan ibu kota adalah bagian dari perjuangan Gerindra
Oleh sebab itu, Mardani berpendapat, Presiden Jokowi dan kementerian terkait harus terbuka kepada masyarakat soal perencanaan pemindahan ibu kota. "Saya melihat pemerintah belum menunjukkan transparansi dan akuntabilitas," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan rencana pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan saat membacakan nota keuangan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8).
"Kita dorong partisipasi swasta, BUMN maupun skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU)," ujar Jokowi.
Baca Juga: Sri Mulyani: Mengenai pemindahan ibu kota tidak kami masukkan dalam RAPBN 2020
Jokowi menjelaskan, ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, and green city, memakai energi baru dan terbarukan serta tidak bergantung kepada energi fosil.
Selama ini denyut kegiatan ekonomi secara umum masih terpusat di Jakarta dan Pulau Jawa. Sehingga Pulau Jawa menjadi sangat padat dan menciptakan ketimpangan dengan pulau-pulau di luar Jawa.
"Apabila kita membiarkan hal ini berlanjut tanpa ada upaya yang serius, maka ketimpangan akan semakin parah,” kata Jokowi.
Baca Juga: Anggaran untuk pemindahan Ibu kota belum dialokasikan di RAPBN 2020
Untuk itu, pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa. "Belanja negara pada tahun 2020 juga difokuskan untuk pengurangan ketimpangan antarwilayah," ucap dia. (Haryanti Puspa Sari)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mardani Kritik Alasan Jokowi Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News