kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.887   61,00   0,38%
  • IDX 7.129   -31,79   -0,44%
  • KOMPAS100 1.094   -0,86   -0,08%
  • LQ45 868   -3,58   -0,41%
  • ISSI 216   0,12   0,05%
  • IDX30 443   -2,98   -0,67%
  • IDXHIDIV20 536   -4,30   -0,80%
  • IDX80 125   -0,18   -0,15%
  • IDXV30 133   -2,27   -1,67%
  • IDXQ30 148   -1,19   -0,80%

Marak Investasi Bodong, Kriminolog: Ada Masyarakat yang Serakah


Jumat, 11 Maret 2022 / 20:55 WIB
Marak Investasi Bodong, Kriminolog: Ada Masyarakat yang Serakah
ILUSTRASI. Petugas Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri menempelkan stiker saat penyitaan salah satu aset tersangka kasus aplikasi trading Binomo Indra Kesuma atau Indra Kenz


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terungkapnya kasus dugaan penipuan opsi biner Binomo dan Quotex yang menjerat Indra Kesuma alias Indra Kenz dan Doni Muhammad Taufik alias Doni Salmanan dinilai menjadi salah satu bukti kalau masyarakat kurang memahami investasi bodong sehingga rentan menjadi korban.

Kriminolog Achmad Hisyam mengatakan pemerintah sebenarnya juga bertanggung jawab untuk memberi pemahaman yang utuh dan perlindungan kepada masyarakat tentang seluk beluk investasi guna menekan potensi munculnya kasus serupa di kemudian hari.

"Pertama pemerintah harus mengawasi dengan ketat segala macam praktik investasi yang ada. Perkuat fungsi pengawasan. Dicek dulu apakah betul investasinya benar-benar berjalan dengan benar dan sesuai peraturan," kata Achmad kepada Kompas.com, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga: Total Aset Indra Kenz yang Sudah Disita Bareskrim Capai Rp 43,5 Miliar

Langkah kedua, kata Achmad, adalah pemerintah harus terus menggencarkan edukasi supaya pemahaman masyarakat terkait investasi bodong meningkat. Dengan cara itu diharapkan masyarakat waspada dan tidak mudah tergiur dengan rayuan investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.

"Pendidikan agama dan moral juga harus dikuatkan supaya menjadi benteng masyarakat dan tak mudah tergiur hal-hal seperti itu. Harta banyak-banyak kan tidak dibawa mati juga," ujar Achmad.

Di sisi lain, Achmad mengatakan ada pola berpikir yang keliru di tengah masyarakat Indonesia dan dunia yang mendorong aksi kejahatan investasi bodong kerap muncul.

Menurut dia persoalan utamanya adalah bibit sikap tamak di tengah masyarakat yang berharap ingin cepat mendapatkan uang dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.

"Karena ada pola pikir masyarakat yang keliru. Ada masyarakat yang serakah. Mau uang banyak, tetapi enggak mau capai. Ada yang salah di pola pikir masyarakat," ujar Achmad.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×