Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Fitch, yang menegaskan peringkat layak investasi Indonesia pekan lalu, memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps tahun ini dan 100 bps lagi pada 2023 untuk membatasi perbedaan suku bunga dengan Amerika Serikat dan menghindari depresiasi rupiah yang tajam, katanya.
Tan dari S&P juga memperkirakan tekanan pada rupiah tahun ini di tengah pengetatan moneter global.
Namun beberapa analis melihat BI tidak terburu-buru menaikkan suku bunga karena inflasi inti yang rendah.
Damhuri Nasution, ekonom BNI Securities, mengatakan ekspor akan tetap kuat untuk sementara waktu, memberi BI waktu untuk fokus pada pertumbuhan dan memantau risiko resesi.
Sementara itu, beberapa investor asing mendukung kisah pertumbuhan Indonesia.
Baca Juga: Inflasi Jadi Momok Menakutkan di Kawasan Asia, Termasuk Indonesia
Kepala strategi Jupiter Asset Management untuk pasar negara berkembang global, Nick Payne, merekomendasikan overweight terhadap ekuitas Indonesia, dan mengantisipasi pemulihan lanjutan dari pandemi.
"Inflasi yang moderat, posisi transaksi berjalan yang baik dan harga komoditas yang kuat, semuanya berkontribusi pada stabilitas rupiah selama lingkungan global yang sulit saat ini," kata Payne kepada Reuters.
Dia memperkirakan periode panjang pertumbuhan yang kuat untuk keuntungan perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News