kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

LPEM FEB UI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tampaknya Mulai Kehabisan Bahan Bakar


Minggu, 04 Mei 2025 / 14:50 WIB
LPEM FEB UI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tampaknya Mulai Kehabisan Bahan Bakar
ILUSTRASI. Sejumlah truk kontainer melintas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2025). LPEM FEB UI temukan bahwa tren pertumbuhan ekonomi Indonesia tampaknya mulai kehilangan bahan bakar utamanya.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mungkin tengah menghadapi titik balik berbahaya dalam perekonomiannya. 

Laporan terbaru dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bertajuk: Indonesia Economic Outlook Q2-2025 mengungkapkan tren yang mengejutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tampaknya mulai kehilangan "bahan bakar" utamanya.

Antara tahun 2000 hingga 2019, Indonesia mendapatkan kembali momentumnya, ditandai dengan perbaikan berbasis luas di seluruh spektrum kelas ekonomi. Jumlah penduduk miskin turun dari 18,95% menjadi hanya 9,41%. 

Kelas menengah tumbuh pesat dari 4,4% menjadi 21,45%, dan kelompok rentan pun menurun signifikan. Semua indikator menunjukkan arah positif.

Namun, sejak 2018, arah angin mulai berubah dan bukan sepenuhnya karena pandemi Covid-19. Meski pandemi mempercepat krisis, LPEM FEB UI menegaskan bahwa tanda-tanda kontraksi sudah muncul sebelumnya. 

Tahun 2024 menjadi titik terang sekaligus peringatan, di mana meskipun tingkat kemiskinan berhasil ditekan kembali ke 9,0%, kelompok rentan melonjak tajam menjadi 24,2%. 

Bahkan, kelas menengah yang menjadi pendorong utama konsumsi domestik merosot drastis ke 17,1%, setara dengan kondisi tujuh tahun lalu.

"Yang penting dicatat, pelemahan ini bukan semata-mata akibat disrupsi struktural dari pandemi Covid-19 karena kontraksi sudah mulai terjadi sejak 2018. Lima tahun terakhir menunjukkan bahwa Indonesia mulai kehabisan sumber pertumbuhan," tulis LPEM FEB UI dalam laporannya, dikutip Minggu (4/5).

LPEM FEB UI menyebut, model pertumbuhan yang ada memang mampu mencegah banyak orang jatuh kembali ke kemiskinan, namun belum cukup kuat untuk menghindarkan mereka dari kerentanan. 

Ini bisa jadi menandai berakhirnya dua dekade perbaikan kesejahteraan yang membentuk dua dekade pertama milenium ini.

"Dengan tren yang ada, fundamental ekonomi berbasis konsumsi di Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×