kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.296   -70,00   -0,43%
  • IDX 7.065   -110,75   -1,54%
  • KOMPAS100 1.025   -19,53   -1,87%
  • LQ45 796   -18,81   -2,31%
  • ISSI 225   -1,20   -0,53%
  • IDX30 416   -10,01   -2,35%
  • IDXHIDIV20 494   -14,82   -2,91%
  • IDX80 115   -2,20   -1,87%
  • IDXV30 119   -2,04   -1,69%
  • IDXQ30 136   -3,44   -2,46%

Survei LPEM FEB UI: 100 Hari Kebijakan Prabowo Dianggap Tidak Efektif


Minggu, 16 Maret 2025 / 16:23 WIB
Survei LPEM FEB UI: 100 Hari Kebijakan Prabowo Dianggap Tidak Efektif
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan saat mengumumkan penyaluran tunjangan guru ASN daerah ke rekening guru di Plaza Insan Berprestasi, Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (13/3/2025). Program tersebut sebagai salah satu langkah strategis Presiden Prabowo untuk melaksanakan percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan dan capaian program prioritas bidang pendidikan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengungkapkan bahwa mayoritas ekonom menilai kebijakan ekonomi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tidak efektif dalam 100 hari pertama kepemimpinannya.

Berdasarkan hasil survei yang dirilis pada Jumat (14/5), sebanyak 36 dari 42 responden menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

Baca Juga: Prabowo Cuma Tetapkan 77 Proyek Strategis, Airlangga Ungkap Nasib PSN Jokowi

Dari jumlah tersebut, 21 responden menilai kebijakan yang diterapkan sebagai "tidak efektif," sementara 15 lainnya bahkan menganggapnya "sangat tidak efektif."

Selain ketidakefektifan kebijakan ekonomi secara umum, survei ini juga mencatat bahwa pemerintahan baru dinilai belum berhasil dalam meningkatkan inklusivitas ekonomi serta mengurangi ketimpangan.

Reformasi institusional juga dianggap mengalami kemunduran, dengan skor rata-rata -1,36, mencerminkan pesimisme yang tinggi terhadap perubahan struktural di Indonesia.

Beberapa Kebijakan Dinilai Berdampak Positif

Meskipun banyak kebijakan yang mendapat kritik, beberapa program pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai memiliki dampak positif terhadap masyarakat dan ekonomi.

Adapun kebijakan yang paling banyak dipandang bermanfaat oleh responden adalah diskon tarif listrik (40,5%), diikuti oleh penghapusan utang macet UMKM (31%) serta kenaikan upah minimum dan kebijakan terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (26,2%).

Baca Juga: Prabowo Sahkan PP 11 Tahun 2025 untuk THR PNS, Cek Komponen, Gaji & Tunjangan PNS

Namun, sejumlah program lain justru dinilai kurang berdampak signifikan, seperti program makan bergizi gratis (19%), pembangunan tiga juta rumah (11,9%), keanggotaan Indonesia dalam BRICS (9,5%), pemeriksaan kesehatan gratis (7,1%), serta efisiensi anggaran (2,4%).

Lebih lanjut, sekitar 23,8% responden menyatakan bahwa tidak ada satu pun dari program-program tersebut yang benar-benar memberikan manfaat positif bagi ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×