Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah melakukan efisiensi anggaran dengan memangkas anggaran kementerian/lembaga.
Wakil Direktur LPEM FEB UI Jahen Fachrul Rezki mengungkapkan potensi dampak negatif dari kebijakan efisiensi anggaran terhadap perekonomian di kuartal I-2025.
Menurutnya, realokasi anggaran yang dilakukan pemerintah dapat menimbulkan misalokasi sumber daya (resource misallocation) yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
Jahen bilang, kekhawatiran bahwa realokasi anggaran ke program-program tertentu seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi manfaat.
"Ada anak yang bisa makan di sekolah, cuma orangnya tuanya kehilangan pekerjaan. Nah ini yang mungkin perlu diperhatikan," ujar Jahen dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025, Kamis (20/2).
Baca Juga: Melihat Dampak Efisiensi Anggaran Rp 750 Triliun untuk MBG dan Danantara
Jahen juga menyoroti ketidaktepatan waktu dalam pelaksanaan efisiensi anggaran.
Di sisi lain, Jahen bilang, dalam kebijakan ekonomi, pemerintah biasanya menerapkan strategi counter-cylical, yakni meningkatkan belanja saat ekonomi sedang lesu.
Namun, dalam kondisi stagnasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selama lima tahun terakhir tidak mencapai 5%, pengurangan belanja pemerintah justru beresiko memperburuk situasi.
"Saya melihat bahwa kemungkinan pada kuartal I 2025 ini akan memberikan dampak yang cukup negatif buat ekonomi kita," katanya.
Ia juga mengaitkan kebijakan realokasi ini dengan fokus baru pemerintah yang lebih mengarah pada pengembangan sumber daya manusia (human capital), sebagaimana tercermin dalam program-program seperti MBG, pembangunan sekolah, serta layanan kesehatan gratis.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Rp 750 Triliun untuk MBG dan Danantara, Begini Dampaknya
Meskipun inisiatif ini dinilai positif, Jahen menekankan pentingnya memastikan bahwa program-program tersebut tidak mengarah pada ketidakefisienan dalam pengalokasian anggaran.
"Buat again, we have to think about apakah ini nantinya akan menyebabkan misallocation of resource. Uang yang harusnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang lebih produktif akhirnya harus dialihkan ke program-program yang mungkin in terms of pelaksanannya, supply chain-nya itu masih dalam tanda tanya yang cukup besar," imbuhnya.
Selanjutnya: OJK Terima 13.540 Pengaduan Perilaku Petugas Penagihan, Terbanyak dari Fintech
Menarik Dibaca: Promo Guardian 20 Februari-5 Maret 2025, Cairan Softlens Tambah Rp 1.000 Dapat 2
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News