kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lampaui Target, BI Proyeksikan Inflasi pada 2022 di Kisaran 4,2%


Selasa, 31 Mei 2022 / 17:08 WIB
Lampaui Target, BI Proyeksikan Inflasi pada 2022 di Kisaran 4,2%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Lampaui Target, BI Proyeksikan Inflasi pada 2022 di Kisaran 4,2%.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengakui, tingkat inflasi pada tahun 2022 akan berada di atas batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4% year on year (yoy). Menurut pengamatan bank sentral, inflasi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 4,2% yoy. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, potensi inflasi yang melebihi perkiraan ini didorong oleh kenaikan harga-harga komoditas global yang kemudian memengaruhi pergerakan harga di dalam negeri. 

“Jadi, memang kecenderungan inflasi ini akan meningkat. Untuk perkiraan kami, ke depan, di akhir tahun ini kemungkinan inflasi sedikit di atas sasaran, yaitu 4,2% yoy,” tutur Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Pemerintah di komplek parlemen, Selasa (31/5).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Proyeksi Inflasi 2023 di Level 2%-4% Masih Cukup Realistis

Perry mengungkapkan, peningkatan tingkat inflasi ini terutama didorong oleh peningkatan baik harga energi dan harga pangan. Yang kemudian ditransmisikan dalam peningkatan komponen volatile food dan administered price. 

Nah, agar inflasi tidak bergerak liar, maka perlu koordinasi yang erat antara pemerintah maupun BI. Perry pun mengapresiasi upaya pemerintah untuk menekan inflasi pada tahun ini, yaitu dengan memberi kenaikan subsidi dan bantuan sosial. Selain menjaga tingkat harga, ini juga untuk menjaga daya beli masyarakat. 

“Ini juga didukung dengan langkah pembiayaan dari BI untuk APBN 2022, demi mendukung terkendalinya Indeks Harga Konsumen (IHK), khususnya dari tekanan administered prices,” tambah Perry. 

Baca Juga: Postur APBN 2022 Berubah, Sri Mulyani Kerek Pendapatan Negara Rp 420 Triliun

Dari sisi BI pun, BI kemudian mengeluarkan kebijakan peningkatan giro wajib minimum (GWM) yang lebih agresif sebagai langkah pengurangan likuiditas. Hal ini dilakukan otoritas moneter untuk menjaga tekanan inflasi inti agar tidak terlalu melambung. 

Kemudian, dari sisi koordinasi, BI dan pemerintah bekerja sama lewat Tim Pengendalian Inflasi baik di pusat maupun daerah untuk menjaga tingkat inflasi tidak meningkat signifikan. 

Baca Juga: Menghitung Beban Subsidi Energi dari Kebijakan Menahan Harga Pertalite

Dengan upaya tersebut, orang nomor satu BI ini kemudian berharap inflasi akan kembali ke kisaran sasaran pada tahun 2023. Menurut perkiraannya, inflasi pada tahun depan akan berada di kisaran 2% yoy hingga 4% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×