kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju ekonomi terimbas daya beli


Selasa, 07 November 2017 / 11:15 WIB
Laju ekonomi terimbas daya beli


Reporter: Adinda Ade Mustami, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 masih lambat, hanya 5,06% year on year (yoy). Meski pertumbuhan itu lebih tinggi dari kuartal pertama dan kedua 2017 yang sebesar 5,01%, tapi angka ini lebih rendah dibanding konsensus 11 ekonom yang disurvei KONTAN sebesar 5,12% dan proyeksi Bank Indonesia (BI) 5,17%.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, data-data ekonomi makro pada kuartal III-2017 mencatatkan kenaikan. Harga komoditas migas dan nonmigas masih naik. Kondisi perekonomian global juga menunjukkan data yang menggembirakan, seperti ekonomi China yang tumbuh 6,8%. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) juga menguat menjadi 2,3%, ekonomi Singapura juga menguat jadi 4,6%.

Dari internal, inflasi sangat terkendali, hingga akhir September lalu 3,72% yoy. Realisasi belanja pemerintah kuartal ketiga mencapai 22,56%, lebih tinggi dibanding pada kuartal ketiga 2016. Nilai ekspor juga membaik, naik 24,01% yoy. Sementara impornya naik 22,86% yoy. Begitu juga dengan realisasi investasi yang naik tinggi, sebesar 13,7% yoy dan penjualan mobil naik 7,79% yoy.

Sayangnya, konsumsi masyarakat masih tumbuh pelan, hanya 4,93% yoy. Angka itu bahkan melambat dibanding kuartal ketiga 2016 yang sebesar 5,01% yoy dan dibanding kuartal kedua 2017 yang sebesar 4,95% yoy.

"Ada beberapa komponen pengeluaran masyarakat yang tumbuh melambat karena pergeseran pola belanja dari non leisure ke leisure," kilah Kepala BPS Suhariyanto, saat konferensi pers, Senin (6/11).

Lihat saja, pertumbuhan komponen belanja restoran dan hotel pada kuartal III-2017 mencapai 5,52% yoy, lebih tinggi dari kuartal ketiga 2016 yang sebesar 5,01% yoy. Sedangkan pertumbuhan belanja makanan dan minuman selain restoran hanya tumbuh 5,04%, turun dari 5,23%.

Daya beli lemah

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyebut, pertumbuhan belanja konsumen yang lemah pada kuartal III masih akan berlanjut hingga akhir tahun 2017.

Hal ini juga sejalan dengan laporan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia pada Oktober 2017 yang sebesar 120,7. Angka tersebut turun 3,1 poin dibanding bulan sebelumnya.

Lebih rendahnya IKK karena penurunan kedua komponen pembentuknya, baik Indeks Kondisi ekonomi saat ini (IKE) maupun Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

IKE turun 2,7 poin menjadi 107,6 dibanding bulan sebelumnya. Penyebabnya, indeks ketersediaan lapangan pekerjaan turun sebesar 5,8 poin, indeks penghasilan juga susut sebesar 0,1, dan indeks ketersediaan pembelian barang tahan lama berkurang sebesar 2,1 poin.

IEK turun 3,4 poin menjadi 133,8 dibanding bulan sebelumnya. Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan turun 6,1 poin, indeks ekspektasi kegiatan usaha turun 2,6 poin, dan indeks ekspektasi penghasilan turun 1,6 poin dibanding bulan sebelumnya. "Konsumsi rumah tangga akan tetap lemah pada kuartal IV-2017," jelas Andry.

Namun, menurut Andry, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 diperkirakan naik. Hal itu karena ada dorongan kenaikan belanja pemerintah, ekspor, serta masuknya investasi. Tahun ini, Andry prediksi laju ekonomi sepanjang tahun 2017 akan mencapai 5,1%.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan, harapan pendorong ekonomi pada kuartal IV-2017 hanyalah investasi.

Belanja pemerintah pada pengujung tahun tak bisa lagi diharapkan, mengingat saat ini sedang ada penghematan akibat penerimaan pajak yang diproyeksi akan shortfall atau di bawah target.

Bhima memproyeksi, laju ekonomi pada tahun 2017 hanya akan tercapai di kisaran 5,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×