kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

KSPI minta perusahaan yang tak mampu bayar THR penuh tunjukan laporan keuangan


Senin, 05 April 2021 / 16:37 WIB
KSPI minta perusahaan yang tak mampu bayar THR penuh tunjukan laporan keuangan
ILUSTRASI. KSPI minta perusahaan yang tak mampu bayar THR penuh tunjukan laporan keuangan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta agar pengusaha membayar Tunjangan Hari Raya (THR) secara penuh dan tidak dicicil. Meski begitu, dia mengatakan masih ada ruang perundingan bila perusahaan tidak mampu membayar THR secara penuh.

Presiden KSPI Said Iqbal menjelaskan hal ini pun harus dibuktikan dengan laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan kerugian selama 2 tahun terakhir.

"PP 78 tahun 2015 tidak ada disebut membayar THR itu mencicil. Boleh tidak bagi perusahaan yang tidak mampu dan sudah dibuktikan, silakan berunding dengan buruh, tunjukkan 2 tahun berturut-turut laporan keuangannya rugi," ujar Said dalam konferensi pers, Senin (5/4).

Dia juga mengatakan, setelah itu serikat pekerja atau perwakilan buruh bersama dengan manajemen perusahaan menghadap dinas tenaga kerja setempat atau Kementerian Ketenagakerjaan untuk diperiksa lebih lanjut apakah mampu membayar atau jelas merugi.

Baca Juga: Buruh akan gelar aksi unjuk rasa besar-besaran pekan depan, apa saja tuntutannya?

Said pun berharap pemerintah khususnya Menteri Ketenagakerjaan tidak lagi mengeluarkan Surat Edaran terkait dengan pembayaran THR  yang bisa ditunda atau dicicil.

Padahal menurutnya, perusahaan yang tak mampu membayar THR menyelesaikannya dengan mekanisme bipartit dengan fakta-fakta yang ada yakni laporan keuangan.

"Kalau bikin SE artinya semuanya boleh. Yang mampu pun merasa tidak mampu, yang setengah mampu pun meras tidak mampu. Semua merasa tidak mampu," katanya.

Said juga meminta  pemerintah seimbang terhadap kepentingan pengusaha dan buruh. Menurutnya, buruh juga memahami kondisi yang dialami perusahaan dan memahami stimulus yang diberikan, karenanya dia meminta agar perusahaan tidak serakah mengingat sudah banyak stimulus yang diberikan oleh pemerintah.

Lebih lanjut, Said juga menyebut pihaknya masih mengakumulasikan berapa banyak perusahaan yang belum melunasi THR sejak tahun lalu. Dia memastikan beberapa serikat buruh sudah mengantongi jumlah perusahana yang belum melunasi THR.

Selanjutnya: Menurut KSPI, ada ribuan perusahaan yang belum lunasi THR tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×