kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Buruh akan gelar aksi unjuk rasa besar-besaran pekan depan, apa saja tuntutannya?


Senin, 05 April 2021 / 13:50 WIB
Buruh akan gelar aksi unjuk rasa besar-besaran pekan depan, apa saja tuntutannya?
ILUSTRASI. Buruh akan gelar aksi unjuk rasa besar-besaran pekan depan, apa saja tuntutannya?


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Para serikat buruh akan menggelar aksi unjuk rasa yang melibatkan puluhan ribu buruh di lebih dari 20 provinsi pada Senin (12/4).

"Mengapa kita perlu melakukan aksi 1 hari menjelang puasa, karena pandemi Covid-19 tidak memungkinkan aksi terus menerus dalam menyuarakan kepentingan buruh," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam konferensi pers, Senin (5/4).

Dia juga mengatakan terdapat tuntutan dalam aksi yang akan digelar ini. Pertama, meminta hakim Mahkamah Konstitusi (MK) untuk membatalkan atau mencabut Undang-Undang Cipta Kerja khususnya klaster ketenagakerjaan.

Kedua, meminta Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) tahun 2021 tetap diberlakukan dan ketiga pembayaran THR penuh dan tidak dicicil. Menurut Said, tuntutan pembayaran THR secara penuh sesuai dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Menko Perekonomian mengatakan sudah saatnya tahun ini pengusaha diminta untuk membayar THR kepada buruh secara penuh, tidak lagi dicicil, karena beliau juga mengatakan bahwa pemerintah sudah memberikan stimulus-stimulus dan bahkan sudah memberikan relaksasi," terangnya.

Baca Juga: Kabar duka, tokoh buruh Muchtar Pakpahan meninggal dunia

Tak hanya dilakukan di 20 provinsi, aksi juga akan dilakukan di sekitar 1.000 perusahaan. Buruh yang terlibat mulai dari sektor logistik, tekstil, garmen, sepatu, makanan dan minuman, pariwisata, media, percetakan, farmasi, pertambangan, tenaga honorer dan lain sebagainya.

Dia menerangkan, bentuk aksi yang dilakukan yakni akan ada perwakilan buruh yang datang ke MK sebagai simbol penolakan dari UU Cipta Kerja, ada perwakilan yang melakukan aksi di kantor gubernur, atau kantor bupati/walikota di daerah masing-masing.

Provinsi-provinsi yang melakukan aksi mulai dari DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Aceh, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, NTB dan beberapa provinsi lainnya.

"Sangat meluas aksi yang kami rencanakan di 12 April, dari sisi jumlah yang mengikuti aksi puluhan ribu orang, dari sisi jumlah perusahaan ada 1.000-an, dari sisi sebaran provinsi ada 20 provinsi, dan dari sebaran kabupaten/kota lebih dari 150 kabupaten/kota," ujarnya.

Sementara itu, Said juga mengatakan para buruh yang melakukan aksi di 1.000 pabrik/perusahaan pun tidak akan keluar dari perusahaan. Mereka akan melakukan aksi di dalam perusahaan.

Baca Juga: Serikat buruh dan pekerja akan kembali gelar aksi tolak UU Cipta Kerja besok



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×