kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

KPK didesak bisa ungkap kejahatan pajak peerbankan


Jumat, 25 April 2014 / 19:26 WIB
KPK didesak bisa ungkap kejahatan pajak peerbankan
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga uap PLTU Sulbagut-1 yang dikembangkan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) di Kabupaten Gorontalo Utara .


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) didesak untuk dapat mengungkap lebih banyak kasus kejahatan perbankan. Hal ini terkait kasus dugaan penyimpangan pajak PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang menyeret mantan Direktur Jenderal Pajak Hadi Poernomo.

"KPK harus segera mengembangkan kasus ini terhadap kemungkinan adanya tindak kejahatan perpajakan yang dilakukan oleh BCA dan koporasi perbankan lainnya," kata Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa Ah Maftuchan, Jumat (25/4).

Maftuch menjelaskan pada periode 1998-1999, BCA merupakan salah satu perbankan yang masuk dalam skema penyehatan perbankan melalui Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Ia berharap KPK dapat menyelidik bank-bank lain yang juga memperoleh BLBI.

"Kami berkeyakinan ada banyak kasus kejahatan perpajakan di sektor keuangan. Ada perbankan yang perlu mendapatkan perhatian khusus oleh KPK," ujar dia.

Tidak hanya itu, ia pun menegaskan KPK harus menjadikan kasus-kasus korupsi di sektor pajak sebagai salah satu prioritas penanganan tindak korupsi. Alasannya, potensi kerugian negara dari upaya penghindaran pajak sangat besar.

"Pemerintah harus menjadikan kasus HP (Hadi Poernomo) dan BCA sebagai momentum untuk segera melakukan reformasi kelembagaan bidang perpajakan dengan memisahkan DJP dari Kementerian Keuangan, sehingga menjadi institusi kuat, transparan, akuntabel dan bersih dari korupsi. Lalu melakukan reformasi kelembagaan pengadilan pajak," jelasnya. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×