Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Kartu Prakerja dinilai bukan hanya mampu memberikan manfaat untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja di Tanah Air, namun juga berkontribusi dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, program kartu prakerja mampu menghasilkan PNBP yang cukup siginifkan sejak awal berdiri hingga saat ini.
“Selain efisien dalam belanja, Prakerja masih memberikan Penerimaan Negara Bukan Pajak totalnya selama empat tahun senilai Rp 263 miliar atau 35% dari belanja operasional selama 2020-2023,” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/5).
Baca Juga: Program Kartu Prakerja Diupayakan Lanjut di Masa Pemerintahan Prabowo – Gibran
Asal tahu saja, di tahun 2023 anggaran program kartu prakerja mencapai Rp 4,3 triliun, yang digunakan untuk program prakerja dan dana operasional untuk Project Manajemen Officer (PMO).
Denni menjelaskan, dana operasional yang digelontorkan dari anggaran prakerja di tahun 2023 hanya sebesar 0,92%. Sementara sisanya atau sebesar 99,08% untuk kegiatan program prakerja.
Perincian dana operasional tersebut di antaranya, biaya teknologi sebesar 39,58%, remunerasi pegawai teknologi 8,71%, remunerasi non-teknologi 18,67%, honor pemantau 1,97%, honor asesor 2,89%, sewa sarana dan prasarana 7,98%, perjalanan dinas (perjadin) dalam negeri 6,39%, perjalanan dinas luar negeri 1,28%.
Baca Juga: Pendaftaran Prakerja Gelombang 67 Buka Hari Ini (3/5), Cek Syarat Daftarnya
Kemudian, marketing komunikasi sebesar 6,66%, penyelenggaraan acara sebesar 4,3%, honor tim, kelompok kerja (pokja), PPK, PPSPM, bendahara 1,09% dan alat tulis kantor (ATK) dan cetak sebesar 0,48%.
“Belanja teknologi ini yang terbesar kami pakai untuk contact center sebesar 41,46%, lalu OTP 32,62%, cloud termasuk liveness 25,19% serta internet dan VPN 0,53%,” kata Denni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News