kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konsumen kian pesimistis, Ekonom Core: Prospek ekonomi belum membaik


Jumat, 03 Juli 2020 / 17:52 WIB
Konsumen kian pesimistis, Ekonom Core: Prospek ekonomi belum membaik
ILUSTRASI. Pemulihan Sektor Ritel: Pengunjung di salah satu gerai pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (16/6). Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan pemulihan bisnis ritel akan berjalan lambat tahun ini karena daya beli masyarakata belum pulih akibat p


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Masyarakat terlihat semakin pesimistis terhadap kondisi perekonomian pada bulan Juni 2020.

Berdasarkan riset Danareksa Research Institute (DRI), Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada bulan lalu tercatat sebesar 72,6 atau turun 3,6% mom dari bulan sebelumnya yang sebesar 75,3.

Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Mei 2020 turun ke 77,8, konsumen masih pesimistis

Penurunan optimisme konsumen dipengaruhi oleh penurunan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat  ini yang semakin tajam, 10,7% mom menjadi 36,8 dan penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang bergerak turun 1,4% mom ke 99,5.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy melihat, turunnya IKK pada Juni 2020 selaras dengan prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang akan terkontraksi dalam.

"Karena prospek ekonomi yang belum menunjukkan perbaikan akibat Covid-19, konsumen menjadi pesimistis terhadap kondisi perekonomian," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).

Baca Juga: IHSG diramal menguat terbatas, Samuel Sekuritas rekomendasikan ICBP, PGAS, TLKM, LSIP

Sementara itu, konsumen yang terlihat pesimistis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang, dipandang Yusuf sebagai imbas dari bantuan sosial (bansos) pemerintah yang belum tersalurkan secara merata.



TERBARU

[X]
×