Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Bank Sentral China memiliki cadangan devisa emas sebesar 2.262,4 ton. Nah, dalam 2 tahun terakhir, cadangan devisa Bank Sentral China ini tercatat meningkat tajam, yakni dari 2022 nilainya mencapai 423,63 ton, dan pada 2023 meningkat menjadi 2.235,39 ton.
Myrdal menilai, meningkatnya cadangan emas di Bank Sentral China karena adanya pergeseran investasi aset Bank Sentral China dari obligasi pemerintah AS ke Emas.
“Ini terjadi seiring tren kenaikan bunga moneter The Fed. Selain itu, karakteristik masyarakat yang menyukai emas membuat permintaan emas meningkat di China,” tutur Myrdal kepada Kontan, Senin (13/5).
Baca Juga: Asing Tinggalkan Pasar Indonesia, Khawatirkan Suku Bunga Tinggi dan Risiko Perang
Peningkatan cadangan emas juga terjadi di Bank Sentral India atau Reserve Bank of India (RBI), volume cadangan devisa negara tersebut jauh lebih tinggi yakni mencapai 822,1 ton, dengan persentase kepemilikan sebesar 9%.
Volume cadangan devisa emas RBI juga cenderung meningkat, yakni pada 2022 mencapai 787,36 ton, dan meningkat pada 2023 menjadi 803,58 ton.
“Alasan cadangan emas India meningkat sama seperti China. Ini karena karakter penduduk India juga menyukai investasi emas,” ungkapnya.
Ke depan, Myrdal melihat kondisi cadangan emas global akan cenderung turun sejalan dengan adanya normalisasi kebijakan likuiditas global.
Baca Juga: Target Produksi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) Berikut Ini
Akan tetapi, cadangan emas bisa kembali meningkat jika adanya kenaikan tensi geopolitik yang kuat. Sehingga akan mendorong permintaan yang lebih banyak pada aset safe haven, seperti emas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News