kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,15   6,55   0.66%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KLHK bersama BPPT lakukan rekayasa hujan untuk cegah karhutla di puncak musim panas


Kamis, 04 Juni 2020 / 14:45 WIB
KLHK bersama BPPT lakukan rekayasa hujan untuk cegah karhutla di puncak musim panas
ILUSTRASI. Kebakaran hutan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), BMKG, TNI AU, dan mitra kerja melaksanakan rekayasa hujan melalui  Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di puncak musim panas. 

Berdasarkan prediksi BMKG, musim panas akan mencapai puncaknya pada periode Juni hingga Agustus 2020. Rekayasa hujan melalui TMC dilakukan karena melihat mayoritas Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT) lahan gambut di Provinsi Riau, telah menunjukkan pada level siaga bahkan bahaya.

Baca Juga: Ini upaya KLHK kendalikan kebakaran hutan dan lahan

“Saya mendapat laporan, volume air hujan alami ditambah hasil upaya rekayasa hujan/hujan buatan yang dilakukan beberapa hari  ini  telah menambah tinggi muka air tanah gambut di Riau naik ke level aman," jelas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/6). 

Adapun Siti nupaya antisipasi ini guna mencegah terjadinya karhutla  karena gambut kering sangat mudah terbakar dan sangat sulit dipadamkan. Siti meminta kepada kalangan dunia usaha untuk bekerja sama melakukan transfer teknologi gambut khususnya untuk teknologi pemantauan tinggi muka air tanah pada lahan gambut. 

Sebagai informasi, berdasarkan pantauan satelit NOAA, dari Januari hingga awal Mei 2020 terdapat 25 hotspot, (terjadi penurunan 94%) dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu sebanyak 420 hotspot. 

Sedangkan jika menggunakan data satelit Terra Aqua, hotspot periode Januari hingga April 2020 sebanyak 746 titik api atau terjadi penurunan hotspot 440 titik (37,1%) dari data hotspot tahun 2019 lalu sebanyak 1.186 titik dengan confidence level = 80%. 

Baca Juga: Pengusaha perhutanan sudah siapkan strategi pasca covid-19, apa saja itu?

Khusus untuk Provinsi Riau, jumlah hotspot tanggal 1 Januari-20 Mei 2020, tercatat 271 titik dengan confident 80-100 %. Jumlah ini menurun bila dibandingkan pada periode sama tahun lalu yang mencapai 503 titik. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Indroyono Soesilo, mengapresiasi upaya bersama untuk  mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) khususnya di lahan gambut. 




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×