Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. KH Mochammad Abdul Mu'min, pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Hasanah Subang, Jawa Barat, menyebut pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sudah melewati batas, lantaran terus mempolitisasi doa Kiai Maimun Zubair alias Mbah Moen.
Upaya Fadli Zon yang terus mempolitisasi doa Mbah Moen ia anggap sebagai bentuk kurang hormat terhadap ulama sepuh sarat keilmuan dan kealiman tersebut.
"Rasulullah memerintahkan agar kita menghormati ulama, takdim kepada ulama, karena ulama adalah yang mengurus umat dan yang memerdekakan republik ini,” katanya, Senin (4/2).
Lebih lanjut Abdul Mu'min meminta para politikus lainnya tidak mengikuti tindakan Fadli Zon dengan membuat puisi Doa yang Ditukar, di mana isinya disebut merendahkan ulama dan pesantren.
“Saya sudah baca puisi Fadli itu, dan isinya merendahkan ulama dengan mengatakan doanya ditukar. Para politisi jangan kurang ajar pada ulama. Pesantren itu sudah berumur ratusan tahun, sementara politisi baru lahir kemarin sore,” ujarnya.
Menurutnya, bila para politikus sudah tidak punya adab kepada ulama, maka yang terjadi ialah timbul kekhawatiran bagaimana menjaga negeri ini ke depan. Sebab, kaum alim ulama punya tugas penting dalam menjaga keutuhannya selama ini.
“Setiap sesuatu jika dipandang dengan hati benci, jangankan yang salah, yang benar pun disalahkan,” cetus pengurus NU Subang itu. (Danang Triatmojo)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Fadli Zon Bikin Puisi Doa yang Ditukar, Politikus Diminta Jangan Kurang Ajar kepada Ulama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News