kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.166   24,84   0,35%
  • KOMPAS100 1.100   4,99   0,46%
  • LQ45 871   5,06   0,58%
  • ISSI 220   0,50   0,23%
  • IDX30 445   2,52   0,57%
  • IDXHIDIV20 536   1,40   0,26%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,37   0,27%
  • IDXQ30 148   0,34   0,23%

Ketegangan Geopolitik Belum Juga Usai, Dampaknya Akan Menghambat Investasi


Kamis, 07 Maret 2024 / 13:21 WIB
Ketegangan Geopolitik Belum Juga Usai, Dampaknya Akan Menghambat Investasi
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam ketegangan geopolitik yang sedang terjadi, investasi tidak lagi berdasarkan kepada profitabilitas.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Eskalasi ketegangan geopolitik juga masih belum usai dan masih belum ada perkiraan kapan akan berakhir. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada realisasi investasi yang masuk.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam ketegangan geopolitik yang sedang terjadi, investasi tidak lagi berdasarkan kepada profitabilitas. Namun juga terjadi fragmentasi berdasarkan teman atau tidak teman atau yang disebut friends sharing. Hal ini juga tentunya akan turut menghambat investasi yang masuk

“Kondisi global masih dipenuhi dengan ketegangan geopolitik yang ini tentu akan semakin menekan minat investasi,” tutur Sri Mulyani dalam agenda BRI Microfinance Outlook, Kamis (7/3).

Baca Juga: Sri Mulyani: Peran UMKM ke Ekonomi Cukup Besar Tetapi Belum Mampu Tembus Pasar Ekspor

Disisi lain, ia juga menyoroti inflasi global yang masih pada tingkat yang tinggi meskipun sudah mengalami penurunan dibandingkan pada masa puncaknya yaitu pada 2022 hingga 2023.

“Ada harapan bahwa suku bunga di negara-negara maju akan mulai menurun, namun harapan ini mungkin akan sedikit direm,” terangnya.

Sri Mulyani mengatakan, berdasarkan hasil diskusi dalam Pertemuan Menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Brasil pada pekan lalu, bank sentral seperti Amerika atau The Fed maupun Eropa, melihat bahwa angka inflasi dan beberapa faktor lainnya dinilai masih cukup tinggi.

Maka itu, kebijakan suku bunga negara tersebut masih akan menunggu sampai inflasinya diyakini benar-benar turun.

“Suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang panjang atau higher for longer ini Tentu juga menekan inflasi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×