kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Kesatuan Nelayan Tradisional resmi dukung Jokowi


Senin, 07 Juli 2014 / 00:14 WIB
Kesatuan Nelayan Tradisional resmi dukung Jokowi
ILUSTRASI. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara pada rapat kabinet mingguan di Kementerian Luar Negeri di Yerusalem 8 Agustus 2021. REUTERS/Ronen Zvulun/Pool


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) memutuskan untuk mendukung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang.

Menurut M Riza Damanik, Ketua Dewan Pembina KNTI, dalam sejarah panjang pemilu di Indonesia, baru kali ini ada perbincangan soal laut dan kesejahteraan nelayan begitu mendominasi. Para capres berkomitmen besar memberantas pencurian ikan, menyediakan gudang-pendingin (coldstorage), bantuan perbaikan kapal, bank khusus bagi nelayan, tol laut, perhatian kerusakan terumbu karang, hingga hal-hal mendasar, seperti jaminan kesehatan dan pendidikan bagi keluarga nelayan.

"Indonesia sejatinya membutuhkan presiden pekerja, mengetahui hal-hal lebih operasinal, dan tidak tersandera dengan kepentingan politik dan persoalan (beban) masa lalu. Di sinilah Jokowi lebih mungkin memenuhi janji kampanyenya mensejahterakan masyarakat pesisir, nelayan dan petambak Indonesia," kata Riza kepada KONTAN, via blackbery mesenger (BBM) Minggu, (6/7).

Riza melihat Jokowi adalah orang biasa, bukan siapa-siapa. Sama halnya dengan anak seorang nelayan, petambak, petani, buruh, dan pedagang kaki lima. "Disinilah urgensi dari Pilpres 9 Juli nanti. Yakni, memberikan ruang kepada “orang biasa” menjadi presiden di negeri ini. Sehingga kelak, anak-anak kita, anak-anak dari ibu dan bapak nelayan, petambak, petani, buruh, dan pedagang kaki lima, juga mendapat kesempatan yang sama menjadi pemimpin, bahkan presiden terbaik di masa depan," pungkas Riza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×