Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Kertas Leces meminta kucuran modal dari pemerintah sebesar Rp 440 miliar. Permintaan ini lantaran perusahaan kertas tertua kedua ini sedang sekarat.
Permintaan ini disampaikan Direktur Utama Kertas Leces Martoyo Sugandi ke Komisi XI DPR. "Struktur keuangan kami saat ini tidak sehat. Direksi sedang membuat program dari rugi menjadi untung dengan membuat road map," ujar Martoyo, Rabu (2/3).
Kertas Leces menderita kerugian sejak 2008 hingga 2010. Pada 2008 silam, perusahaan tekor Rp 49,4 miliar. Lalu, pada 2009, kerugian membengkak menjadi sekitar Rp 53,8 miliar. Lalu pada 2010 total kerugian sebesar Rp 78,5 miliar. Bukan hanya itu, perusahaan kertas di Padalarang ini berutang sekitar Rp 461 miliar.
Martoyo menjelaskan, kerugian ini karena tiga faktor. Pertama, tingginya biaya energi dibandingkan pesaing. Kedua, ketergantungan bahan baku wood pulp dengan kompetitor. Ketiga, efisiensi biaya yang belum optimal karena tingkat produksi baru mencapai 70% yang disebabkan oleh keterbatasan bahan baku.
Menanggapi permintaan itu, DPR belum memberikan restu. Anggota Komisi XI DPR Andi Rahmat beralasan, banyak perusahaan lain yang juga mengantre untuk minta kucuran dana. "Ada banyak PT yang ngantre seperti PT Garam, Koja dsb. Jadi saya tidak terlalu yakin kalau bapak akan mendapat dana Rp 440 miliar itu," ujarnya.
Selain itu, anggota Komisi XI DPR lainnya, Memed Sosiawan mengatakan, penggunaan dana Rp 440 miliar itu harus jelas. "Saya belum tahu secara konkrit Rp 440 miliar ini untuk apa," ujar Memed.
Namun, anggota Komisi XI Komarudin Syam mengingatkan, jika DPR tidak membantu Kertas Leces maka akan berujung pada penutupan. Pimpinan Komisi XI DPR Achsanul Qosasi berjanji mempertimbangkan permintaan itu. "Pasti akan dikucurkan, insyaalah," kata Achsanul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News