Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berniat mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten untuk menopang daya saing industri nasional. Terutama, pada sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
“Industri TPT membutuhkan tenaga kerja terampil yang sangat besar, karena termasuk sektor labor intensive atau industri padat karya. Karena itu, Kemenperin ikut memacu kualitas tenaga kerjanya,” kata Eko S.A. Cahyanto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, dalam keterangan resminya, Jumat (20/9).
Guna memenuhi permintaan tenaga kerja di sektor industri TPT, Kemenperin terus memaksimalkan Balai Pendidikan dan Latihan (Balai Diklat) khusus bidang tekstil yang ada di Jakarta dan Surabaya. Kemudian untuk tingkat perguruan tinggi, terdapat di Akademi Komunitas (Akom) Solo dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Dengarkan Keluhan Para Pelaku Industri Tekstil
Contoh implementasinya, dihasilkan dari program Diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja) yang dilaksanakan di Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta. “Baru-baru ini, kami baru membuka lagi pendidikan kilat untuk 300 orang di BDI Jakarta yang nantinya langsung dipekerjakan di industri garmen seluruh Indonesia, tentunya juga didorong di daerah-daerah lain,” ungkap Kepala BPSDMI.
Kegiatan diklat tersebut, dibuka pada 16 September 2019 dan akan berakhir hingga 5 Oktober 2019. “Para peserta mendaftar melalui tiga jalur rekrutmen. Ada yang mendaftar langsung melalui BDI daerah, daftar secara online, atau peserta sudah terdaftar sebagai tenaga kerja di pabrik yang kemudian dibawa ke BDI untuk menjalani diklat,” jelas Eko.
Para peserta diklat juga akan mendapatkan pelatihan langsung dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). Mereka tidak hanya mendapat pelatihan teknis operasi mesin industri garmen dan tekstil, tetapi juga pembekalan kepribadian yang dibutuhkan saat kerja.
Baca Juga: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) usulkan penyederhanaan aturan perpajakan
"Dalam waktu dekat juga ada industri tekstil yang membutuhkan sekitar 4.000 tenaga kerja, karena melakukan perluasan usaha di daerah Jawa Barat, yakni Sukabumi, Tasik dan Subang yang semuanya merupakan satu grup perusahaan," paparnya.
Eko menambahkan, BDI Jakarta hingga saat ini sudah melaksanakan diklat operator mesin industri garmen dengan jumlah peserta sebanyak 8.402 peserta yang diselenggarakan secara insite di BDI Jakarta maupun onsite yaitu diklat yang diselenggarakan di perusahaan. “Dari seluruh peserta, sebanyak 40 orang merupakan penyandang disabilitas,” imbuhnya.