kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerek daya saing industri tekstil, Kemenperin siapkan SDM terampil


Jumat, 20 September 2019 / 15:43 WIB
Kerek daya saing industri tekstil, Kemenperin siapkan SDM terampil
ILUSTRASI. Pabrik tekstil Duniatex Group


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

BDI Jakarta juga telah melaksanakan diklat operator tekstil dengan jumlah peserta sebanyak 500 orang, diklat membatik dengan jumlah peserta sebanyak 1.100 orang, diklat bidang kualitas kontrol TPT sebanyak 180 orang, diklat tingkat supervisi TPT sebanyak 150 orang, dan diklat bidang mekanik garmen sebanyak 30 orang.

“Sesuai dengan konsep 3in1, yaitu pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja, para peserta akan ditempatkan bekerja di perusahaan-perusahaan garmen yang telah menjalin kerja sama dengan BDI Jakarta,” terangnya.

Eko menyebutkan, selain menyelenggarakan berbagai pelatihan, Kemenperin juga akan mendorong akreditasi lembaga-lembaga pelatihan kerja untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri TPT. "Karena kebutuhan tenaga kerja yang terampil sangat besar, sehingga kami mendorong jumlahnya terus naik," tegasnya.

Baca Juga: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berharap pemerintah revisi UU Ketenagakerjaan

Secara keseluruhan untuk program Diklat 3in1, pada tahun ini, Kemenperin menargetkan 72.000 orang mengikuti program tersebut yang diproyeksikan untuk semua sektor industri, sehingga memenuhi kebutuhan tenaga kerja kompeten dari peningkatan investasi sektor manufaktur. Dari jumlah tersebut, termasuk di dalamnya untuk para penyandang disabilitas yang dilatih agar mampu ikut berkontribusi dalam dunia industri Tanah Air.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) API Ernovian G Ismy mengatakan, penambahan sekolah dan lembaga pendidikan tekstil akan mampu menyiapkan dan meningkatkan produktivitas dan kompetensi SDM industri tekstil.

Selama ini, menurut dia, kurangnya SDM di sektor industri tekstil disebabkan kurangnya jumlah sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencetak SDM kompeten industri tekstil.

Baca Juga: Trisula Internastional sebut UU Ketenagakerjaan yang ada sudah ideal

“API sendiri sudah berupaya untuk meningkatkan jumlah SDM di sektor industri tekstil melalui pendirian sekolah vokasi di Jakarta dan Solo. Pentingnya penambahan sekolah dan lembaga pendidikan tekstil bertujuan untuk menyiapkan dan meningkatkan produktivitas SDM bagi industri tekstil,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×