Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Iran dan Israel diprediksi akan berdampak pada industri di dalam negeri.
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) Mirah Sumirah mempredisi kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia bisa mencapai 100.000 orang akibat konflik negara Timur Tengah tersebut.
"Saya yakin, seyakin-yakinnya itu akan mencapai 100 ribu nanti akhir tahun. Kalau memang perang ini tidak bisa berhenti gitu ya saya yakin segitu," katanya saat dijumpai di Gedung Kompas, Jakarta pada Senin (23/6).
Baca Juga: PHK Belum Reda, Klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan Melonjak 150% hingga April 2025
Mirah mengatakan industri tanah air khususnya yang berorientasi pada padat karya sudah terpukul sejak adnya konflik Rusia-Ukraina.
Saat ini pun dengan konflik Iran dan Israel sudah ada beberapa perusahaan di bidang teknologi yang menyakan akan terdampak langsung.
Menurutnya, hal itu akan memperparah kasus PHK yang saat ini sudah mencapai lebih dari 70.000 kasus.
Baca Juga: Grab Indonesia: Lebih 50% Mitra Pengemudi Grab Adalah Korban PHK
"Pasti pengaruh, sangat pengaruh. Kemarin saja yang Ukraina-Rusia aja langsung berpengaruh pada sektor industri tekstil dan alas kaki, apalagi Israel-Iran," ungkapnya.
Diketahui, ketegangan geopolitik di Timur Tengah makin memanas setelah Amerika Serikat (AS) ikut menyerang Iran.
Baca Juga: Kemenaker Klaim Aturan Pembentukan Satgas PHK Sudah di Tangan Presiden Prabowo
Selanjutnya: Kimia Farma (KAEF) Perkuat Pengembangan Terapi Stem Cell untuk Penyakit Degeneratif
Menarik Dibaca: 5 Efek Samping Bra yang Terlalu Longgar, Bikin Payudara Kendur!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News