Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk masih mempertahankan BI-Rate di level 5,75% pada RDG April 2025, dinilai tepat sejalan dengan kondisi nilai tukar rupiah yang masih melemah.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menyampaikan, nampaknya BI masih mempertahankan BI-Rate karena BI masih ingin memastikan stabilitas dan nilai fundamental rupiah tetap terjaga.
“(Pertahankan BI-Rate) sudah tepat, dengan kondisi eksternal yang masih penuh ketidakpastian,” tutur David kepada Kontan, Rabu (23/4).
Baca Juga: Ekonomi dan Inflasi AS Memburuk, BI Perkirakan The Fed Pangkas Suku Bunga Jadi 4%
David menilai, Kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) yang telah ditingkatkan dan mulai berlaku bulan ini, diharapkan bisa menambah gairah ekonomi dan menjamin kecukupan likuiditas.
Sebagaimana diketahui, KLM ditingkatkan dari 4% menjadi 5% dari DPK, khususnya untuk sektor perumahan.
Meski demikian, David menilai, keputusan BI untuk bisa menurunkan suku bunga tidak hanya bergantung pada kondisi rupiah saja. Melainkan juga dengan dukungan eksternal.
“Nilai persis rupiah berapa harusnya tidak menjadi satu-satunya patokan untuk menentukan arah suku bunga. Harusnya kombinasi faktor eksternal dan domestik, utamanya soal tarif (kebijakan AS),” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, selama libur lebaran, rupiah bergerak liar di pasar non-deliverable forward (NDF). Sentimen eksternal menjadi pemicu utama volatilitas rupiah ini. Kurs rupiah terjun bebas hingga level Rp 17.006 per dolar AS pada Jumat (4/4) di pasar NDF.
BI pun langsung mengambil sikap. Tepatnya pada 7 April 2025 BI melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.
Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tercermin dari perkembangan rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp 16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp 16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pasca libur tanggal 8 April 2025.
Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan, Masih Ada Ruang Penurunan
Dalam kesempatan berbeda, Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang juga menilai, keputusan BI mempertahankan suku bunga di 5,75% sudah tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi ditengah tantangan perlambatan ekonomi dan inflasi.
“Kebijakan ini juga bertujuan untuk mengendalikan volatilitas rupiah dan memastikan sistem keuangan tetap stabil, mengingat tekanan eksternal yang cukup besar,” kata Hosianna.
Selain itu, BI juga telah memberikan insentif untuk sektor-sektor prioritas, seperti sektor padat karya, yang sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja, serta sektor energi hijau yang mendukung transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.
Sektor-sektor ini, lanjutnya, memiliki karakteristik yang penting, yaitu dapat menciptakan lapangan kerja yang besar dan mendukung keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
“Di sisi lain, sektor energi hijau mendukung perekonomian Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, sambil membuka peluang baru dalam investasi berkelanjutan,” tandasnya.
Baca Juga: Para Ekonom Kompak Ramal BI-Rate Masih Ditahan Di Level 5,75% April 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News