kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.340.000   -1.000   -0,04%
  • USD/IDR 16.712   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.570   155,90   1,85%
  • KOMPAS100 1.188   24,76   2,13%
  • LQ45 863   17,67   2,09%
  • ISSI 300   6,15   2,09%
  • IDX30 447   6,81   1,55%
  • IDXHIDIV20 518   8,17   1,60%
  • IDX80 134   2,95   2,26%
  • IDXV30 137   1,51   1,12%
  • IDXQ30 143   2,38   1,69%

Ekonomi dan Inflasi AS Memburuk, BI Perkirakan The Fed Pangkas Suku Bunga Jadi 4%


Rabu, 23 April 2025 / 16:27 WIB
Ekonomi dan Inflasi AS Memburuk, BI Perkirakan The Fed Pangkas Suku Bunga Jadi 4%
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, kondisi inflasi dan perekonomian AS yang memburuk, akan membuat The Fed menurunkan suku bunganya. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika Serikat (AS) kepada sejumlah negara dinilai akan melemahkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut, juga mengerek inflasi AS menjadi lebih tinggi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, kondisi inflasi dan perekonomian AS yang memburuk, akan membuat The Fed menurunkan suku bunganya atau Fed Fund Rate (FFR), dari perkiraan semula menurun menjadi 4%, dari yang saat ini kisaran 4,25%-4,5%.

“Amerika sendiri juga tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang melambat tapi juga inflasi yang akan meningkat. Dan karena itu, prediksinya  Fed Fund Rate yang semula itu diperkirakan akan menurun dari 4,5% pada tahun 2024 menjadi 4,25%. Ini akan menurun menjadi 4%,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (23/4).

Baca Juga: Trump Ancam Pecat Ketua The Fed Jerome Powell, Berpotensi Ciptakan Kepanikan Pasar?

Adapun Perry memperkirakan, pertumbuhan ekonomi AS akan melambat menjadi 1,7% dari perkiraan semula sebesar 2,2%. Bahkan, menurutnya, beberapa pelaku pasar memprediksi probabilitas resesi di AS mencapai 60%.

Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, kebijakan tarif resiprokal AS, dan juga balasan retaliasi dari China, selain akan memperburuk perekonomian kedua negara tersebut, juga akan memperburuk perekonomian negara maju dan berkembang.

“Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 diperkirakan akan menurun dari 3,2% menjadi 2,9% dengan penurunan terbesar terjadi di AS dan China sejalan dengan dampak perang tarif kedua negara tersebut,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×