kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.353   60,00   0,37%
  • IDX 7.370   58,26   0,80%
  • KOMPAS100 1.041   4,96   0,48%
  • LQ45 787   1,89   0,24%
  • ISSI 246   3,27   1,35%
  • IDX30 408   0,74   0,18%
  • IDXHIDIV20 465   0,34   0,07%
  • IDX80 117   0,56   0,48%
  • IDXV30 119   0,49   0,42%
  • IDXQ30 130   0,09   0,07%

Kepala Bappenas: Pertumbuhan ekonomi RI bisa 7%


Jumat, 07 Februari 2014 / 19:13 WIB
Kepala Bappenas: Pertumbuhan ekonomi RI bisa 7%
ILUSTRASI. Cek Kurs Dollar-Rupiah di BRI Jelang Tengah Hari Ini, Senin 19 September 2022


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kepala Bappenas/Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana menaksir pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7 persen, jika pemerintah bisa menyusun kebijakan dalam RPJMN 2014-2019 dengan mengoptimalkan bonus demografi.

Sebagaimana diketahui, Indonesia sudah mulai mendapatkan bonus demografi sejak 2012, di mana rasio ketergantungan sudah di bawah 50 persen. Dengan kata lain, jumlah angkatan kerja yang terus bertambah akan baik bagi perekonomian.

"Apalagi dengan bonus demografi itu, bisa menaikkan 10-15 persen ke pertumbuhan ekonomi. Jadi bayangkan kalau rata-rata pertumbuhan ekonomi kita 6 persen ditambah 10 persennya, ya plus minus bisa jadi 7 persen, sederhananya," terang Armida, di Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Dibandingkan dengan Eropa, kata Armida, kondisi ini lebih baik. Di sana, tidak ada bonus demografi. Namun, yang jelas, syarat untuk pertumbuhan ekonomi dengan adanya bonus demografi ini adalah investasi.

Di sisi lain, transformasi ekonomi memerlukan empat kunci utama, yakni keunggulan kompetitif, sumber daya alam bernilai tambah, sumber daya manusia berkualitas, serta penguasaan iptek dan inovasi.

"Kami berpandangan ini yang harus dikembangkan secara sistematis, utamanya iptek dan inovasi. Contohnya bagaimana iptek dan inovasi bisa mendukung prioritas nasional, misal ketahanan pangan. Iptek dan inovasinya apa? Misalnya bibit tahan banjir atau kering. Karena tantangan ke depan itu terkait dengan climate change," jelas Armida. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×