Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permata Institute for Economic Research (PIER) mewanti-wanti kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% dapat memicu lonjakan inflasi pada tahun 2025.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan inflasi tahun 2024 ini diproyeksikan masih berada di bawah 2%. Namun inflasi tahun 2025 mendatang diproyeksikan akan menyentuh level 3,12%.
"Kenaikan PPN menjadi 12% memicu peningkatan inflasi dalam negeri," ungkap Josua dalam acara Media Briefing Permata Bank Economic Outlook 2025, Selasa (3/12).
Baca Juga: Keputusan Tarif PPN 12% akan Bergantung pada Presiden Prabowo
Dalam kesempatan yang sama, Head of Macroeconomic and Financial Market Research Permata Bank, Faisal Rachman, mengatakan penundaan kenaikan PPN menjadi 12% dapat menjadi pilihan yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah.
Hal itu karena, hingga saat ini konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sedangkan kondisi konsumsi masyarakat masih menunjukkan pelemahan dan terjadi penurunan kelas menengah.
"Kami mendukung wacana ditunda dulu, karena hingga saat ini kelas menengah belum kembali pulih seperti sebelum pandemi covid-19," ujarnya.
Menurut Faisal, kenaikan PPN juga masih tidak tepat waktunya. Ia mengatakan kenaikan PPN bisa saja berdampak positif jika waktunya sudah tepat. Selain itu, hasil dari kenaikan penerimaan negara dari pertambahan tarif PPN juga harus dikembalikan pada masyarakat.
Baca Juga: Apa Perbedaan UMR, UMP, dan UMK? Cek Sejarah dan Aturan Berlaku Saat Ini
"Kalau bisa dialokasikan ke sektor yang meningkatkan roda ekonomi, kenaikan PPN boleh saja asalkan komitmennya dikembalikan pada rakyat untuk pembangunan dan peningkatan ekonomi," jelasnya.
Selanjutnya: Elon Musk Sebut Imigrasi Ilegal Membebani Pembayar Pajak Sebesar US$150,7 Miliar
Menarik Dibaca: Peringati Hari Disabilitas Internasional, MNI Luncurkan Kampanye Pekan Inklusivitas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News