Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut hingga akhir tahun 2024 dan potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dikhawatirkan bisa menyulut inflasi.
Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang mengatakan, dampak transmisi kenaikan BBM paling signifikan mengerek inflasi di atas 3%. Harga BBM meningkat selain karena harga minyak global yang naik, juga disebabkan pelemahan nilai tukar rupiah.
“Jadi ke depannya lebih waspada dari harga BBM dan pelemahan rupiah,” tutur Ana kepada Kontan, Minggu (30/6).
Baca Juga: Menjaga Inflasi, Pemerintah Tak Naikkan Tarif Listrik Untuk Juli-September
Akan tetapi, jika harga dan permintaan harga minyak global tetap terjaga, maka inflasi masih akan terkendali, meski bahan pangan terkena inflasi impor.
Adapun Indonesia diprediksi akan mengalami fenomena iklim La Nina pada kuartal III 2024 nanti atau setelah mengalami dampak El Nino.
Hal ini menyebabkan pemerintah harga gencar melakukan impor demi menjaga ketersediaan pangan dalam negeri.
Baca Juga: Anggota Komisi VII Minta Pemerintah Tahan Harga BBM Bersubsidi
“Namun walaupun pemerintah harus impor, dampak dari inflasi bahan pangan pokok tidak sebesar kenaikan BBM. Jadi inflasi masih terkendali,” ungkapnya.
Dengan perkembangan tersebut, Ana memperkirakan, inflasi tahun ini akan berada di kisaran 2,6% hingga 3,5% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News