kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Kementerian PU duga ada dua penyebab runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara


Kamis, 01 Desember 2011 / 17:07 WIB
Kementerian PU duga ada dua penyebab runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara
ILUSTRASI. Pengusaha menyiram tanaman hias Monstera Acuminata dan Monstera Esqueleto atau janda bolong untuk ekspor di Kazaina Store Plant, Kampung Sukamanah RT 02/02, Desa Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/10/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.


Reporter: Rika Panda | Editor: Edy Can


JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum menduga ada dua penyebab runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara. Penyebab pertama kemungkinan terletak pada titik buhul atau penyambung antara kabel vertikal dan kabel utama.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjelaskan, penyambung kabel vertikal dan penggantung lepas semua saat jembatan runtuh. "Ini yang perlu dicari tahu kenapa bisa lepas," katanya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Kamis (1/12).

Djoko menduga, ada masalah pada sambungan tersebut karena kabel utama tidak bergerak atau putus dan kabel vertikal cukup kuat sehingga tidak terputus. Dengan demikian, Djoko menilai baik kabel utama maupun vertikal telah memenuhi syarat.

Saat kejadian, Djoko menerangkan, titik buhul menjadi yang terlemah diantara rangkaian. Namun, Djoko menilai, penyambung itu bila ternyata cocok dengan spesifikasi bisa mengangkut beban sebesar 200 ton.

Bila ternyata cocok dan masih runtuh, Djoko menduga ada gaya dadakan yang lebih besar dari beban tersebut. Dia menduga, ada gaya tiba-tiba yang memberikan muatan kabel melebihi kapasitasnya yang mampu menahan 200 ton.

Djoko mengatakan, daya muatan jalan untuk satu kali lintasan sebenarnya bisa menampung beban hingga 40 ton. Dengan demikian, lanjutnya, kapasitas kabal utama dan vertikal dapat mampu menahan beban total sebesar 240 ton.

“Dalam kehidupan sehari-hari beban tidak akan mungkin melebihi kapasitas itu. Kalau ternyata terputus berarti ada kemungkinan lain, yaitu penyambung tidak mampu menahan 200 ton itu atau ada gaya mendadak yang menimbulkan gaya besar dari yang diijinkan,” ujar Djoko.

Saat ini, tim teknis gabungan masih berada di lapangan untuk melihat titik lemah jembatan dan memastikan tidak akan runtuh selama proses evakuasi korban dilakukan. Selain itu, tim telah membawa bagian-bagian baja jembatan ke laboratorium di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk diteliti dan diuji kualitas materialnya.

Namun, Djoko mengatakan, material jembatan semuanya sudah sesuai standar berdasarkan pengamatan di lapangan. "Tim Kementerian Pekerjaan Umum melihat jembatan kurang terawat meski komponen materialnya masih baik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×