kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.190   15,00   0,10%
  • IDX 7.778   2,76   0,04%
  • KOMPAS100 1.211   -0,08   -0,01%
  • LQ45 985   0,16   0,02%
  • ISSI 229   -0,19   -0,08%
  • IDX30 505   0,76   0,15%
  • IDXHIDIV20 610   0,72   0,12%
  • IDX80 138   0,14   0,10%
  • IDXV30 143   1,44   1,02%
  • IDXQ30 169   0,14   0,08%

Kemenkeu Optimitis Target Penerimaan Tercapai Meski Cukai Rokok Batal Naik


Selasa, 24 September 2024 / 19:26 WIB
Kemenkeu Optimitis Target Penerimaan Tercapai Meski Cukai Rokok Batal Naik
ILUSTRASI. Pedagang menunjukkan bungkus rokok bercukai di Jakarta, Kamis (10/12/2020). Kementerian Keuangan mengumumkan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5 persen yang berlaku pada 2021. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementeraian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan tidak akan mengerek tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok pada 2025.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu memastikan penyesuaian tarif CHT tahun depan belum akan dilakukan. 

Keputusan untuk tidak menaikkan tarif cukai rokok pada 2025 diambil setelah mempertimbangkan keseimbangan antara kondisi industri saat ini, penerimaan negara, dan kesehatan masyarakat. 

Baca Juga: Kemenkeu Ungkap Arah Kebijakan Fiskal Pemerintahan Prabowo

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto mengungkapkan dari sisi penerimaan, target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah memperhitungkan kebijakan tersebut. Sehingga pemerintah tetap optimistis penerimaan dapat dicapai tanpa harus menaikkan tarif.

"Namun tetap dengan menjaga kontrol terhadap konsumsi tembakau," jelas Nirwala kepada Kontan, Selasa (24/9). 

Di sisi lain, pemerintah juga telah berdiskusi dengan DPR mengenai rencana penerapan cukai pada objek baru, seperti Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK). Menurut Nirwala langkah ini diutamakan untuk mengurangi dampak kesehatan akibat konsumsi tinggi minuman berpemanis.

"Selain aspek kesehatan, MBDK juga diproyeksikan menjadi sumber penerimaan tambahan yang lebih luas, mendiversifikasi pendapatan cukai negara," ujarnya. 

Baca Juga: Cukai Rokok Batal Naik di 2025, Pemerintah Siapkan Hal Ini

Nirwala menambahkan saat ini, skema tarif cukai untuk MBDK masih dalam proses kajian. 

Pemerintah tengah mempertimbangkan masukan dari kementerian/lembaga terkait, lembaga penelitian, dan pelaku industri. Fokus utama tetap pada upaya pengendalian konsumsi untuk kesehatan masyarakat.

"Sementara potensi penerimaan akan ditentukan berdasarkan hasil kajian yang komprehensif," ungkapnya.  

Selanjutnya: KPU Ingatkan Kandidat Patuhi Aturan Kampanye Pilkada Serentak Mulai Besok

Menarik Dibaca: Tips Menuju Mental yang Sejahtera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×