Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Amir mengatakan, untuk yield SBN cukup tangguh di tengah tekanan yang terjadi di pasar keuangan. Contohnya saja pada yield SUN 10 tahun yang masih dalam tren menurun dan menunjukkan kinerja yield SBY tetap terjaga.
“Kinerja yang terjaga ini ditunjukkan oleh beberapa hal. Salah satunya dari surat utang jangka waktu 10 tahun. Pertama, spread yield SUN US$ 10 tahun terhadap US Treasury 10 tahun menyempit dibandingkan awal tahun, dari 87 bps menjadi 73 bps.
Kedua, kinerja yield SUN IDR 10 tahun juga lebih baik dibandingkan beberapa surat utang di negara lain secara year-to-date (ytd) alias tahunan.
Baca Juga: Menebak arah pergerakan IHSG pekan, saat ada RDG BI dan FOMC The Fed
Lalu yield SUN IDR 10 tahun juga naik 43 bps, lebih baik dari US Treasury yang naik 57 bps, dan beberapa negara berkembang lain seperti Filipina 180 bps, Rusia 263 bps, dan Turki 785 bps.
Kemudian, tidak hanya yang 10 tahun, surat utang 5 tahun juga menunjukkan kinerja yang baik.
Menurut Riko, yield SUN IDR 5 tahun bahkan lebih rendah dari level di awal tahun. Saat yield US Treasury 5 tahun naik mencapai 246,45% (ytd), yield SUN IDR 5 tahun justru minus 0,77%. Hal ini disebabkan juga demand domestik kita masih cukup kuat, di tengah perekonomian yang mulai pulih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News