kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenkeu berupaya turunkan porsi asing di SBN yang kni sudah di bawah 20%


Senin, 13 Desember 2021 / 16:40 WIB
Kemenkeu berupaya turunkan porsi asing di SBN yang kni sudah di bawah 20%
ILUSTRASI. Pialang saham mengamati pergerakan saham di MNC Sekuritas Jakarta, Kamis (1/10). Kemenkeu berupaya turunkan porsi asing di SBN yang kni sudah di bawah 20%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya mengurangi porsi asing dalam kepemilikan surat utang Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan dalam bentuk mata uang asing.  

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Riko Amir mengungkapkan, hingga awal Desember 2021, porsi asing sudah berada di bawah 20%.

Sementara itu, pelaku pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik semakin mendominasi. Salah satunya, porsi kepemilikan perbankan nasional yang terus naik bertahap dari 20,37% pada 2019 menjadi 25,91% per 9 Desember 2021.

“Peran serta perbankan cukup besar, porsinya naik cukup tinggi,” Amir dalam Media Briefing: Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2022, Senin (13/12).

Baca Juga: Tutup defisit APBN, Kemenkeu bakal terbitkan SBN Rp 991 triliun pada 2022

Asal tahu saja, keinginan untuk mengurangi porsi asing di SBN ini pernah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati 2 tahun lalu. Dia berharap kepemilikan asing di SBN terus turun hingga 20% dari porsi saat itu yang mencapai 38,49%.

Adapun saat ini perubahan porsi kepemilikan SBN tenor pendek per 9 Desember yang didominasi Bank, adalah Bank sebanyak 25,91%, Bank Indonesia 23,51%, Asing 19,9%, Dana Pensiun dan Asuransi 14,33%, Lain-lain 16,3%.

Menurut Amir, perbankan cenderung membeli tenor jangka pendek karena menurunkan jangka waktu jatuh tempo atas utang, juga menekan dana secara efisien.

Baca Juga: Bareksa raih penghargaan mitra distribusi SBN terbaik dari Kementerian Keuangan



TERBARU

[X]
×