kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkes Dorong Perguruan Tinggi untuk Hasilkan Inovasi Kesehatan Berbasis Industri


Minggu, 17 Juli 2022 / 09:17 WIB
Kemenkes Dorong Perguruan Tinggi untuk Hasilkan Inovasi Kesehatan Berbasis Industri
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunandi Sadikin


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan mendorong Perguruan Tinggi untuk hasilkan inovasi kesehatan berbasis industri.

Menteri Kesehatan Budi Gunandi Sadikin menjelaskan bahwa dalam kerangka pengembangan riset inovasi di perguruan tinggi, kampus tidak dapat bekerja sendiri, diperlukan link and match dengan kebutuhan para pelaku industri.

Cara ini, kata Menkes jauh lebih efisien dan efektif untuk menghasilkan riset inovasi yang berkelanjutan serta menghasilkan kebijakan, teknologi maupun dampak yang luas dan nyata untuk masyarakat.

“Sejak awal harus link dan match dengan industri. Karena critical treeshold ada di situ, kalau itu tidak ada begitu masuk industri jadi jatuh. Itu yang harus di match di awal, kalau match di ujung pada akhirnya ga bisa berkembang. Makanya kita mau bangun ekosistem kedekatan antara industri dengan perguruan tinggi, lebih bagus lagi kalau bisa bekerjasama,” kata Menkes dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (15/7).

Lebih lanjut, selain dipadupadankan dengan pelaku industri, Menkes menekankan pentingnya penentuan prioritas riset. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan riset inovasi dengan kebutuhan yang ada, sehingga nantinya hasil riset dapat tepat sasaran dan tepat guna.

Baca Juga: Kemenkes: Integrasi Layanan Kesehatan Digital Rampung Tahun Depan

Menkes mencontohkan saat ini pemerintah tengah fokus pada penanganan 4 penyakit penyebab kematian sekaligus pembiayaan tertinggi di Indonesia yakni jantung, kanker, stroke dan ginjal.

Keempat penyakit tersebut tengah menjadi perhatian lantaran menjadi beban ganda pemerintah disamping penyakit menular lainnya seperti Covid-19, TBC, HIV AIDS dll. Ditambah, riset-riset terhadap penanganan penyakit tersebut masih terbatas.

Dengan kondisi yang ada, Menkes mendorong agar inovasi riset mengarah pada alat-alat kesehatan yang sifatnya promotif dan preventif serta mampu melakukan deteksi dini. Langkah ini, biayanya jauh lebih murah dibandingkan penanganan kuratif atau penanganan di rumah sakit.

“Kesinambungan inilah yang ingin kita bangun. Jadi dari perguruan tinggi bisa membaca apa yang menjadi prioritas dan kebutuhan yang mendesak saat ini. Karena kalau intervensinya diarahkan ke rumah sakit anggaran akan semakin banyak, untuk itu baiknya di ganti promotif preventif,” ujar Menkes.

Menkes berharap peluang ini harus bisa dioptimalkan oleh perguruan tinggi guna menghasilkan penelitian yang mampu menjawab persoalan bangsa maupun global, saat ini maupun di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×